Jakarta, Indonesiawatch.id – Lembaga kajian ekonomi Center for Market Education (CME) membangun kerja sama organik dengan Universitas Prasetiya Mulya pada 2025. Inisiatif tersebut diwujudkan dalam bentuk penyelenggaraan Innovation Summit: Business Economic Conference (BEC) 2025 yang akan berlangsung di Universitas Prasetiya Mulya, Kampus BSD, Tangerang pada tanggal 10 April 2025.
Konferensi internasional tersebut mengambil tema “Merevolusi Kebijakan Penanaman Modal Asing (PMA), Menuju Pertumbuhan Merata di Indonesia”. Dalam kegiatan tersebut turut diluncurkan sebuah policy brief mengenai peningkatan PMA di Indonesia dengan diskusi panel yang akan diikuti oleh pembicara dari Bank Dunia, UOB dan Trilexica At Law.
Acara dibuka oleh Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Prasetiya Mulya, Handyanto Widjojo. Hadir sebagai pembicara kunci Ekonom Bank Dunia Indonesia, Mochamad Pasha dan Ketua Yayasan Prasetiya Mulya, Prof. Djisman S. Simandjuntak.
Kegiatan mendatangkan sejumlah praktisi dan akademisi sebagai panelis diskusi. Mulai dari ekonom Bank Dunia Indonesia Mochamad Pasha; Kepala Ekonom CME Indonesia sekaligus Anggota Fakultas Universitas Prasetiya Mulya, Alvin Desfiandi; Country Lead, FDI Advisory, PT Bank UOB Indonesia, Samuel Houten; Partner Trilexica at Law, Safita Narthfilda; dan Kepala Sub Kelompok Kerja Pertanian, Makanan dan Minuman, Eurocham Indonesia, Dhedy Adi Nugroho.
Selanjutnya, pembicara dari Universitas Prasetiya Mulya diagendakan bakal hadir di Innovation Summit Asia Tenggara ke-2, yang akan digelar di Jakarta pada 6 Mei 2025. Kemitraan CME dengan Universitas Prasetiya Mulya semakin menguat setelah lembaga ini menunjuk Alvin Desfiandi sebagai Kepala Ekonom yang baru. Penunjukan tersebut sejalan dengan perluasan kegiatan konsultasi dan penelitian CME, yang kini tersebar di Malaysia, Indonesia, Singapura, Bangladesh, dan India.
“Kepercayaan dari para pelanggan membuat kami terlibat dalam pekerjaan konsultasi dan penelitian di luar pasar tradisional kami, Malaysia dan Indonesia. Proyek-proyek datang dari Singapura, Bangladesh, dan India,” kata CEO CME, Carmelo Ferlito.
Menurut Carmelo, hal tersebut memungkinkan pihaknya untuk mengambil langkah tambahan menuju pertumbuhan tim dengan menambahkan seorang ekonom berpengalaman, yang dapat mendukung dan memperkuat penelitian dan pekerjaan advokasi CME.
Alvin Desfiandi, yang telah bekerja sama dengan CME sebagai Rekan Peneliti, saat ini adalah seorang dosen di Universitas Prasetiya Mulya di Jakarta. Ia memperoleh gelar sarjana di bidang Keuangan Perusahaan dari Universitas Prasetiya Mulya dan dua gelar master: satu di bidang Ekonomi dari Universitas Indonesia dan satu di bidang Ekonomi Internasional dan Pembangunan dari Australian National University.
Aktivitas penelitiannya berfokus pada kebijakan publik, ketimpangan pendapatan, dan organisasi industri. “Penunjukan ini akan memungkinkan CME untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas layanan yang ditawarkan oleh CME, tetapi juga untuk memperkuat posisi kami di Indonesia sebagai suara penting dalam mendukung perdagangan bebas dan ekosistem pro-investasi,” ujar Country Manager CME Indonesia, Alfian Banjaransari.
[red]