Jakarta, Indonesiawatch.id – Anindya Novyan Bakrie, Founder & Chairman Bakrie Center Foundation, dijagokan sebagai Ketua Umum (Ketum) Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Indonesia pada Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub).
Seorang anggota Kadin yang juga politisi Partai Golkar, mengatakan Munaslub Kadin akan digelar hari ini, (14/09). “Benar [mau Munaslub],” ujarnya kepada Indonesiawatch.id, (14/09).
Baca juga:
Bahlil, Dinamika Golkar, Operasi Politik Jokowi
Menurut sumber tersebut, Munaslub KADIN akan memili Anindya menjadi Ketum. Menggantikan Arsjad Rasjid sebagai Ketum Kadin periode 2021-2025. “Benar sekali,” ujarnya.
Perseteruan Anindya dan Arsjad sebenarnya sudah meruncing ketika pemilihan Ketum Kadin pada bulan Juni 2021 lalu. Ketika itu, Arsjad dan Anindya menjadi kandidatnya.
Arsjad ketika itu, didukung oleh kubu Partai PDIP dan beberapa kader Golkar. Sementara, Anindya didukung kader partai Golkar kelompok ayahnya, Aburizal Bakrie.
Beberapa kali, jadwal Munas Kadin tertunda. Bahkan lokasi Munas Kadin sempat berpindah lokasi, dari Sulawesi Tenggara (Sultra) ke Bali.
Singkatnya, Arsjad menang dan terpilih menjadi Ketum Kadin 2021-2025. Sementara Anindya menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Kadin.
Tiga tahun berlalu, Kadin direncanakan akan melaksanakan Munaslub. Agendanya mencopot Arsjad dari kursi Ketum.
Wakil Ketua Umum Kadin, Erwin Aksa, menerangkan bahwa Munaslub akan digelar hari ini Sabtu, 14 September 2024. Munaslub akan digelar di The Ritz Carlton.
Menurut Erwin, Munaslub diusulkan oleh sejumlah pengurus Kadin dari berbagai provinsi. Usulan tersebut disampaikan di Kantor Kadin Indonesia di Kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Erwin Aksa dan anggota dewan pertimbangan menerima usulan itu secara langsung.
Sementara, Wakil Ketum Bidang Organisasi Kadin, Eka Sastra mengatakan bahwa informasi tentang Munaslub Kadin telah menciptakan situasi yang mengancam keharmonisan organisasi Kadin di seluruh Indonesia.
“Sebagai mitra strategis pemerintah dalam membangun perekonomian yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Eka dalam keterangan resminya.
Menurutnya, upaya Munaslub dengan agenda menggantikan Ketua Umum juga berpotensi menimbulkan perpecahan di tubuh organisasi. Hal ini, sambungnya, dapat merugikan iklim dunia usaha nasional.
Sejauh ini, ujar Eka, Dewan Pengurus belum pernah menerima surat peringatan terkait adanya pelanggaran yang dilakukan Ketum Arsjad.
“Karena itu, kami baik di tingkat Provinsi maupun di Kabupaten/Kota, dan seluruh Anggota Luar Biasa tetap solid dan bersatu, serta dengan tegas menyatakan tidak mendukung Munaslub tersebut sebab menyalahi AD/ART,” ujar Eka.
Indonesiawatch.id sudah berupaya mengkonfirmasi tentang Munaslub Kadin ke Arsjad Rasjid. Sayang Arsjad belum berkomentar hingga berita ini dterbitkan.
[red]