Menu

Dark Mode
Perubahan Paradigma Stratifikasi Sosial Pemicu Korupsi di Indonesia Revisi 4 Pilar MPR dalam Rangka Pelurusan Pemahaman Jati Diri Bangsa Indonesia Kuda Troya Belanda & Martabat Kedaulatan Indonesia Layar Sinema Australia Kembali Hadir di FSAI 2025 Wajah Baru Koperasi Desa Merah Putih Ekonomi Kerakyatan dengan Pendekatan Topdown Pakar Hukum Pidana: Sudah Benar SP3 Kasus Dugaan Eksploitasi Mantan Pekerja Sirkus OCI

Internasional

Keputusan Prabowo Gabung BRICS Cermin Politik Luar Negeri Berkarakter

Avatarbadge-check


					Pertemuan BRICS Perbesar

Pertemuan BRICS

Jakarta, Indonesiawatch.id – Menteri Luar Negeri RI Sugiono disela-sela acara KTT BRICS Plus di Kazan Rusia tanggal 22-24 Oktober 2024, menyatakan proses Indonesia untuk bergabung dengan BRICS telah dimulai.

BRICS (akronim nama Negara pendiri Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan), adalah organisasi antar pemerintah, dengan tujuan untuk mengurangi ketergantungan pada struktur Barat, khususnya di bidang keuangan dan perbankan.

Pada KTT BRICS, Rusia sebagai pemimpin BRICS, meluncurkan uang kertas simbolis bergambar ornament bendera-bendera anggota BRICS termasuk bendera Indonesia.

Uang kertas BRICS merefleksikan ambisi kolektif Negara-negara anggota BRICS, untuk mengeksplorasi alternative transaksi lintas batas selain Dollar AS.

KTT BRICS di Kazan telah melahirkan Deklarasi Kazan yang berisi. “Kami menyambut baik penggunaan mata uang local, dalam transaksi keuangan antar Negara-negara BRICS dan mitra dagang”.

Menlu Sugiono menegaskan bahwa bergabung dengan BRICS, merupakan pengejahwantahan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif. Indonesia dapat berpartisipasi disemua forum internasional.

Gagasan Presiden Prabowo mendorong Indonesia bergabung kedalam BRICS, patut mendapat apresiasi sebagai langkah politik luar negeri yang berkarakter Negara berdaulat.

Bergabungnya Indonesia sebagai anggota BRICS, dapat dimanfaatkan untuk mendiversifikasi ideologi dan ekonomi Indonesia, agar tidak dikuasai oleh dominasi kekuatan internasional tertentu.

Tetapi ada hal-hal domestik yang perlu mendapat perhatian, agar tidak menjadi krikil dalam sepatu, diantaranya keberadaan CSIS sebagai corong kepentingan Amerika Serikat di Indonesia, telah menyampaikan kritik masuknya Indonesia ke dalam blok BRICS, hanya akan mengecilkan posisi Indonesia, mengingat Indonesia telah menjadi anggota G20.

Kritik CSIS nampaknya hanya untuk mepertahankan Indonesia sebagai Negara yang ketergantungan pada ekonomi Barat.

Disisi lain keberadaan Menteri Keuangan Sri Mulyani, sudah menjadi rahasia umum sebagai Sales Promotion Girl (SPG) IMF, tentunya tidak akan membiarkan control keuangan dan ekonomi dunia lepas dari pengaruh Barat.

Bahkan jika diamati secara seksama, prestasi Sri Mulyani sebagai menteri keuangan adalah kemampuannya membuka peluang hutang bagi Indonesia, mengakibatkan ketergantungan Indonesia terhadap hutang luar negeri semakin akut, dengan kata lain Indonesia mengidap sakaw jika tidak memanfaatkan hutang luar negeri untuk kepentingan APBN.

Sri Radjasa MBA
-Pemerhati Intelijen

Berita Terbaru

Ekspresi Mantan Pemain Sirkus OCI Berubah-ubah di Podcast, Analis Mikroekspresi: Karena Sudah Sering Muncul di Talkshow

3 May 2025 - 12:42 WIB

Analis Gestur & Mikroekspresi Monica Kumalasari (Foto: Antaranews.com)

Indonesia Menuju Bangsa Gagal Budaya

3 May 2025 - 12:30 WIB

Sri Radjasa MBA (Pemerhati Intelijen).

Wibisono Apresiasi Pertemuan Presiden dengan 7 Pemred Media

9 April 2025 - 19:20 WIB

CME: Keberadaan Danantara Bak Madu dan Racun Bagi Ekonomi Nasional

7 April 2025 - 17:56 WIB

CME dan Universitas Prasetiya Mulya Berkolaborasi Gelar Business Economic Conference 2025

25 March 2025 - 18:25 WIB

Populer Berita Edukasi