Menu

Dark Mode
Perubahan Paradigma Stratifikasi Sosial Pemicu Korupsi di Indonesia Revisi 4 Pilar MPR dalam Rangka Pelurusan Pemahaman Jati Diri Bangsa Indonesia Kuda Troya Belanda & Martabat Kedaulatan Indonesia Layar Sinema Australia Kembali Hadir di FSAI 2025 Wajah Baru Koperasi Desa Merah Putih Ekonomi Kerakyatan dengan Pendekatan Topdown Pakar Hukum Pidana: Sudah Benar SP3 Kasus Dugaan Eksploitasi Mantan Pekerja Sirkus OCI

Opini

Politik Sandera dan Produk Politik Machiavelli Lokal

Avatarbadge-check


					Pengamat Intelijen Sri Radjasa MBA (KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO) Perbesar

Pengamat Intelijen Sri Radjasa MBA (KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO)

Jakarta, Indonesiawatch.id – Politik sandera adalah realitas politik yang sedang digulirkan untuk menggerus lawan politik, dalam rangka memenangkan pertarungan politik, demi suksesi kekuasaan. Jika menelisik praktek politik sandera, nampak sekali sang aktor politik mengadopsi kitab The Prince, buku panduan para tiran dan diktator untuk menjalankan kekuasaannya tanpa etika moral, penuh kemunafikan, kebohongan dan kelicikan.

Politik sandera merefleksikan halalkan segala cara, termasuk tidak pertimbangkan kerugian terhadap nilai demokrasi dan aspek penegakan hukum. Politik sandera juga sama halnya, dengan pembiaran seorang pejabat melakukan korupsi, kemudian disandera untuk kepentingan politik penguasa.

Artinya ada ongkos politik yang digunakan oleh sang aktor utama, menggunakan uang negara yang telah dikorupsi oleh pejabat korban politik sandera.

Fenomena menarik yang perlu kita sikapi bersama, tentang dinamika politik nasional yang semakin cenderung mengedepankan nilai kekuasaan, tanpa perlu mempertimbangkan legitimasi moral.

Sehingga kerap kali kita dipertontonkan lelucon inkonstitusional yang mendapat legitimasi kekuasaan. Penyelenggaraan Pemilu 2024 merupakan potret realitas, dimana pertimbangan moralitas, etika bahkan hukum, telah diabaikan sebagai instrumen demokrasi, semata-mata demi melanggengkan kekuasaan.

Akumulasi dari praktek politik immoral dan inskonstitusional, telah menciptakan melemahnya kepercayaan rakyat kepada kekuasaan dan memperburuk krisis politik.

Ditengah ketidakpastian nasib masa depan bangsa ini, akibat lemahnya komitmen para pemangku kebijakan disemua strata kekuasaan terhadap kesejahteraan rakyat, penegakan hukum, demokrasi dan hak asasi manusia, kini rakyat disajikan akrobatik politik, mengadopsi konsep kekuasaan menurut Machiavelli seperti yang ditulisnya dalam buku The Princes.

Tidak ada lagi rambu-rambu hukum, etika moral dan budi pekerti, penguasa telah menyiapkan infrastruktur kekuasaan, untuk menyongsong estapet tampuk kekuasaan yang akan diemban oleh kroni dan keluarganya. Sudah saatnya rakyat mengambil peran konstruktif, untuk menghadapi dinamika politik yang cenderung liar, karena diam bukan lagi emas, tapi bisa jadi bagian dari kerusakan yang sedang berlangsung atau penghianat.

Sri Radjasa MBA
-Pengamat Intelijen

Berita Terbaru

Perubahan Paradigma Stratifikasi Sosial Pemicu Korupsi di Indonesia

14 May 2025 - 10:11 WIB

Sri Radjasa MBA (Pemerhati Intelijen).

Revisi 4 Pilar MPR dalam Rangka Pelurusan Pemahaman Jati Diri Bangsa Indonesia

12 May 2025 - 08:38 WIB

Revisi 4 Pilar MPR-RI dalam Rangka Pelurusan Pemahaman Jati Diri Bangsa Indonesia

Kuda Troya Belanda & Martabat Kedaulatan Indonesia

11 May 2025 - 16:17 WIB

Wajah Baru Koperasi Desa Merah Putih Ekonomi Kerakyatan dengan Pendekatan Topdown

5 May 2025 - 09:49 WIB

Ilustrasi Koperasi Merah Putih (Gambar: bungko.id)

Ekspresi Mantan Pemain Sirkus OCI Berubah-ubah di Podcast, Analis Mikroekspresi: Karena Sudah Sering Muncul di Talkshow

3 May 2025 - 12:42 WIB

Analis Gestur & Mikroekspresi Monica Kumalasari (Foto: Antaranews.com)
Populer Berita Hukum