Siapa Perampok Dana Pensiun Bank Mandiri Diduga Lakukan Penundaan Transaksi Dana Ketahanan Pangan Cara Membenahi Transportasi Demi Mengurai Kemacetan Jakarta Rencana TNI Bentuk 100 Batalion Teritorial Pembangunan Ancaman Pengkhianat Bangsa CBA: Pertamina Patra Niaga Diminta Jangan Tutup-Tutupi Pemain Gas Elpiji Melon

Opini

Politik Sandera dan Produk Politik Machiavelli Lokal

Avatarbadge-check


					Pengamat Intelijen Sri Radjasa MBA (KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO) Perbesar

Pengamat Intelijen Sri Radjasa MBA (KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO)

Jakarta, Indonesiawatch.id – Politik sandera adalah realitas politik yang sedang digulirkan untuk menggerus lawan politik, dalam rangka memenangkan pertarungan politik, demi suksesi kekuasaan. Jika menelisik praktek politik sandera, nampak sekali sang aktor politik mengadopsi kitab The Prince, buku panduan para tiran dan diktator untuk menjalankan kekuasaannya tanpa etika moral, penuh kemunafikan, kebohongan dan kelicikan.

Politik sandera merefleksikan halalkan segala cara, termasuk tidak pertimbangkan kerugian terhadap nilai demokrasi dan aspek penegakan hukum. Politik sandera juga sama halnya, dengan pembiaran seorang pejabat melakukan korupsi, kemudian disandera untuk kepentingan politik penguasa.

Artinya ada ongkos politik yang digunakan oleh sang aktor utama, menggunakan uang negara yang telah dikorupsi oleh pejabat korban politik sandera.

Fenomena menarik yang perlu kita sikapi bersama, tentang dinamika politik nasional yang semakin cenderung mengedepankan nilai kekuasaan, tanpa perlu mempertimbangkan legitimasi moral.

Sehingga kerap kali kita dipertontonkan lelucon inkonstitusional yang mendapat legitimasi kekuasaan. Penyelenggaraan Pemilu 2024 merupakan potret realitas, dimana pertimbangan moralitas, etika bahkan hukum, telah diabaikan sebagai instrumen demokrasi, semata-mata demi melanggengkan kekuasaan.

Akumulasi dari praktek politik immoral dan inskonstitusional, telah menciptakan melemahnya kepercayaan rakyat kepada kekuasaan dan memperburuk krisis politik.

Ditengah ketidakpastian nasib masa depan bangsa ini, akibat lemahnya komitmen para pemangku kebijakan disemua strata kekuasaan terhadap kesejahteraan rakyat, penegakan hukum, demokrasi dan hak asasi manusia, kini rakyat disajikan akrobatik politik, mengadopsi konsep kekuasaan menurut Machiavelli seperti yang ditulisnya dalam buku The Princes.

Tidak ada lagi rambu-rambu hukum, etika moral dan budi pekerti, penguasa telah menyiapkan infrastruktur kekuasaan, untuk menyongsong estapet tampuk kekuasaan yang akan diemban oleh kroni dan keluarganya. Sudah saatnya rakyat mengambil peran konstruktif, untuk menghadapi dinamika politik yang cenderung liar, karena diam bukan lagi emas, tapi bisa jadi bagian dari kerusakan yang sedang berlangsung atau penghianat.

Sri Radjasa MBA
-Pengamat Intelijen

Berita Terbaru

Siapa Perampok Dana Pensiun

13 February 2025 - 21:22 WIB

Menteri Keuangan, Sri Mulyani (Sumber: ikpi.or.id)

Bank Mandiri Diduga Lakukan Penundaan Transaksi Dana Ketahanan Pangan

11 February 2025 - 18:09 WIB

Pemerhati Intelijen, Sri Radjasa MBA.

Cara Membenahi Transportasi Demi Mengurai Kemacetan Jakarta

10 February 2025 - 03:34 WIB

Djoko Setijowarno, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Pemberdayaan dan Penguatan Wilayah MTI Pusat.

Rencana TNI Bentuk 100 Batalion Teritorial Pembangunan

10 February 2025 - 03:28 WIB

Sri Radjasa MBA, Pemerhati Intelijen

Ancaman Pengkhianat Bangsa

8 February 2025 - 05:07 WIB

Populer Berita News Update