Menu

Dark Mode
Krikil dalam Sepatu Damai Aceh Perang Iran-Israel Picu Perang Dunia Ketiga? Pendaftaran AMI Awards 2025 Dibuka! Ruang Ekspresi Memajukan Musik Indonesia Kunjungan Presiden Prabowo ke Singapura Bahas Ekstradisi, Bisa Seret Mafia Migas Kemiskinan yang Dimiskinkan Pak Prabowo, Dengarlah Suara Rakyat

Opini

Begawan Ekonom itu Pergi Di Saat Ketidakpastian Ekonomi

Avatarbadge-check


					Chandra Rambey (Istimewa) Perbesar

Chandra Rambey (Istimewa)

Begawan Ekonom itu Pergi Di Saat Ketidakpastian Ekonomi

Oleh:

Chandra Rambey*

 

Bang Faisal, begitu beliau dipanggil teman, sahabat dan koleganya semasa masih lantang berbicara di depan media, berbagai diskusi dan seminar. Kabar mengejutkan meninggalnya ekonom berintegritas ini tiba-tiba tersebar di medsos, WA Group membuat masyarakat Indonesia khususnya para ekonom, aktivis demokrasi dan tentu mahasiwa beliau. Tidak diragukan lagi Fasial Basri ekonom jebolan Universitas Indonesia (UI) ini sangat diakui kekritisannya, daya analisisnya dengan data-data yang kuat melontarkan kritikan atas kebijakan pemerintah tanpa tendeng aling-aling. Hal ini sering terjadi apabila beliau melihat kejanggalan apalagi ketidakadilan dalam kebijakan pemerintah. Keberanian mengkritisi pemerintah khususnya bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik tidak hanya dia lakukan baru-baru ini, atau setelah Orde Reformasi tapi jauh saat Orde Baru masih sangat kuat beliau telah mengambil sikap yang tegas kepada pemerintah.

Kita masih ingat betapa beliau melakukan kritik keras dan menyampaikannya di berbagai diskusi dan seminar di kampus-kampus maupun yang diselenggarakan masyarakat sipil (civil society) pada zaman Pak Harto yang kadang kita yang mengikuti ceramah dan diskusi dengan beliau merasa ngeri sendiri. Hampir di setiap periode pemerintahan setelah reformasi tidak lepas dari kritikan Bang Faisal walaupun banyak menteri bidang ekonomi adalah teman sejawat beliau dari UI.

Tidak heran memang Faisal Basri sangat konsen dengan kebijakan ekonomi setiap pemerintahan di Indonesia karena beliau dikenal sebagai salah satu spesialisnya ekonomi politik, tidak banyak yang menekuni topik ini, selain beliau juga dikenal Dr. Sahrir dan Prof. Dorodjatun Kuntjoro Jakti. Pandangannya yang selalu membela kepentingan rakyat membuat banyak pejabat alergi mengundang beliau untuk berdiskusi karena takut akan kritik pedasnya.

Di era Pemerintahan Jokowi ini, salah satu yang terngiang atau viral kritik beliau adalah terkait terkait pengelolaan SDA khususnya nikel. Beliau tanpa tendeng aling-aling memberikan kritikan kepada orang-orang terdekat Pak Jokowi seperti LBP (Luhut Binsar Pandjaitan) dan Airlangga Hartarto. Seolah beliau tidak mempunyai rasa takut sedikit pun dengan resiko dari apa yang disampaikan, itulah Bang Faisal ekonom berintegritas.

Hari ini, Kamis (5 Agustus 2024) kita, bangsa Indonesia kembali kehilangan ekonom yang berintegritas yang selalu menyuarakan keadilan ekonomi buat rakyat Indonesia. Rasa kehilangan yang sama ketika meninggalnya Dr. Rizal Ramli yang juga seorang ekonom yang dikagumi kawan dan lawan debat mereka dalam diskusi-diskusi publik khususnya di bidang ekonomi, politik dan demokrasi.

Lelaki berdarah Batak bermarga Batubara ini dilahirkan di Bandung, menikah dengan Syafitri Nasution mempunyai tiga orang anak memang akhir-akhir ini terlihat agak menurun kesehatannya namun semangatnya menyuarakan kebenaran dan daya kritisnya tidak pernah surut.

Hari ini beliau pergi meninggalkan kita, bangsa dan negaranya untuk selamanya di saat kita masih butuh pemikiran-pemikirannya yang cerdas dan segar. Semoga Allah SWT memberikan tempat terbaik di sisi-Nya dan keluarga diberikan ketabahan dan kesabaran menerima kepergiannya.

Selamat jalan Bang Faisal, Selamat Jalan Begawan Ekonomi Bangsa …

 

*Penulis Anggota Dewan Pakar DPW PKS Sumatera Utara

Berita Terbaru

Krikil dalam Sepatu Damai Aceh

18 June 2025 - 23:02 WIB

Perang Iran-Israel Picu Perang Dunia Ketiga?

18 June 2025 - 09:50 WIB

Kemiskinan yang Dimiskinkan

17 June 2025 - 21:43 WIB

Warga beraktivitas di bantaran kali Ciliwung Manggarai, Jakarta, 25 April 2025. (Foto: Tempo/Tony Hartawan)

Pak Prabowo, Dengarlah Suara Rakyat

16 June 2025 - 09:09 WIB

Jokowi & Agen CIA

14 June 2025 - 23:58 WIB

Sri Radjasa MBA (Pemerhati Intelijen).
Populer Berita Opini