Jakarta, Indonesiawatch.id –Pengunduran diri Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar mendorong adanya suksesi kepemimpinan tingkat elite di tubuh Partai Beringin. Atas dinamika tersebut, tujuh aktivis pembaharu Golkar melayangkan surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) tertanggal 14 Agustus 2024.
Mereka di antaranya Mohammad Aly Yahya, Ridwan Mukti, Antony Zeidra Abidin, Ridwan Hisyam, Musfihin Dahlan, Agusman Effendi, Riswan Tony. Dalam pengantar surat disebutkan bahwa dengan terjadinya kekosongan kepemimpinan di Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, dengan pernyataan pengunduran diri Airlangga Hartarto sebagai Ketum DPP Partai Golkar masa bakti 2019-2024, segenap aktivis dan pelaku sejarah perubahan Golkar menggelar rapat pada Sabtu, 10 Agustus 2024.
Rapat yang digelar pada malam hari itu didasarkan pada semangat partai Golkar dengan paradigma barunya sebagai partai terbuka dan sesuai tuntutan reformasi. “Dengan mempertahankan, memperjuangkan dan mengembangkan eksistensi partai Golkar, kami merasa terpanggil atas perkembangan Partai Golkar akhir-akhir ini,” tulis para aktivis dalam unggahan surat yang diterima Indonesiawatch.id.
Diketahui, sesuai keputusan dan kesepakatan rapat Pleno DPP Partai Golkar pada 13 Agustus 2024, telah ditetapkan penyelenggaraan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) dan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar pada Selasa, 20 Agustus 2024 di Jakarta.
Aktivis Golkar yang diwakili Mohammad Aly Yahya dkk dalam surat tersebut meminta kesediaan Presiden Jokowi memimpin partai pemenang kedua Pemilu 2024 tersebut. “Berdasarkan hal tersebut di atas, kami memohon keikhlasan dan kesediaan yang terhormat Bapak Ir. H. Joko Widodo untuk kiranya berkenan menjadi Ketua Umum DPP Partai Golkar masa bakti 2024-2029, yang akan ditetapkan dan disahkan dalam forum Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar 2024,” ucap aktivis.
[red]