Depok, Indonesiawatch.id – Guru Besar Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI), Prof. Budi Wiweko, menjadi orang Indonesia pertama meraih RANZCOG Honorary Fellowship dari Royal Australian and New Zealand College of Obstetricians and Gynaecologists (RANZCOG). Penghargaan ini merupakan gelar kehormatan tertinggi yang diberikan oleh RANZCOG.
Budi dianggap sebagai individu yang telah memberikan kontribusi luar biasa dalam bidang Obstetri dan Ginekologi. RANZCOG sendiri adalah sebuah kolegium terkemuka di dunia yang terdiri dari dokter ahli obstetri dan ginekologi di tingkat Australia dan Selandia Baru
Budi Wiweko atau kerap disapa Prof. Iko, menyampaikan bahwa penghargaan ini merupakan kehormatan besar baginya dan tim yang telah berkolaborasi dalam penelitian dan inovasi di bidang kedokteran reproduksi. “Ini akan menjadi motivasi bagi kami untuk terus berkontribusi dalam meningkatkan kualitas kesehatan reproduksi di Indonesia dan Asia,” ujar Prof. Iko dalam keterangan resminya UI, (29/07).
Keberhasilan Prof. Iko menandakan bahwa ia telah mencapai standar profesional tertinggi dan diakui oleh komunitas medis di Australia dan Selandia Baru. Atas penghargaan tersebut, Prof Iko memiliki tanggung jawab untuk terus berkontribusi pada kemajuan bidang obstetri dan ginekologi sekaligus menjadi duta untuk RANZCOG di komunitas medis global.
Prof. Iko berdedikasi dalam berbagai program nyata dalam meningkatkan kolaborasi antara RANZCOG dan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI). Dedikasi ini menjadi salah satu penilaian komite yang menghasilkan keputusan bahwa Prof. Iko dinyatakan layak menerima penghargaan tersebut.
Sepanjang karirnya, Ketua Senat Akademik UI ini juga telah meraih berbagai penghargaan bergengsi. Selain itu, Prof. Iko juga merupakan Ketua Komite dari Komite Kedokteran Reproduktif, Endokrinologi, dan Infertilitas dari Federasi Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Se-Asia dan Oceania.
Pria kelahiran 15 Agustus 1971 ini, juga dikenal sebagai salah seorang profesor termuda dalam bidang Ilmu Kedokteran. Di antara berbagai pencapaiannya, ia diakui sebagai dokter pertama yang melakukan simpan beku Folikel Antral di Asia dan aktif dalam pengembangan teknologi kedokteran reproduksi.
Sampai dengan saat ini, Prof. Iko telah menghasilkan lebih dari 140 publikasi di Scopus dan 62 publikasi di PubMed. Ia memiliki H-index 15 dan telah memenangkan berbagai penghargaan penelitian, termasuk Peneliti Terbaik FKUI selama beberapa tahun berturut-turut dan Best Paper Award di Asia Pacific Initiative on Reproduction. Inovasinya meliputi pengembangan teknologi reproduksi seperti SMART IVF dan Indonesia Kalkulator Oosit (IKO).
[red]