Jakarta, Indonesiawatch.id – Dari kaki lima meraih sukses bintang lima dalam karirnya sebagai akademisi. Ungkapan diatas bukan sekedar pencitraan demi populeritas murahan.
Tapi itulah realita hidup yang dijalani Prof Kamaruzzaman Bustamam Ahmad M.Sh Ph.D yang akrab dipanggil KBA. Sosok akademisi muda dari pedalaman Aceh, pastinya di Krueng Mane Aceh Utara, suatu kawasan pada masa konflik, adalah basis tradisional Gerakan Aceh Merdeka.
Telah disinggahi kota-kota di dunia, demi jelajahi kedalaman ilmu pengetahuan, sebagai bekal agar hidupnya bermanfaat bagi umat manusia dan kemanusiaan. Keseriusannya terhadap ilmu pengetahuan yang didalami dan rahmat Allah SWT yang memberinya kecerdasan intelektual, membuat dirinya tidak kesulitan dalam meraih sukses akademis.
Diusianya yang relatif muda, KBA sudah meraih gelar Doktor di Australia, bahkan ketika KBA mengajukan permohonan untuk meraih Guru Besar, sempat diragukan karena faktor usia yang muda, sehingga pihak Dirjen Dikti menolak permohonan KBA, dengan alasan belum pernah menduduki jabatan Lektor Kepala.
Nyatanya KBA telah menduduki jabatan Lektor Kepala yang dikeluarkan oleh Kemenag. Kiprahnya sebagai sosok akademisi, tidak dapat diragukan kualitas keilmuannya khususnya dibidang antropologi, sosiologi dan studi keislaman.
Oleh sebab itu, ketika Indonesia tengah dihadapi oleh tantangan radikalisme, intoleran, terorisme, Prof KBA aktif membantu institusi terkait seperti BNPT, dalam bentuk karya ilmiah. Bahkan karya tulis Prof KBA tentang radikalisme dan intoleran, memperoleh penghargaan tertinggi.
Di forum ilmiah internasional, tidak sedikit Prof KBA hadir sebagai pemateri. Prestasi lain yang sangat prestisius, Prof KBA selalu diundang untuk memberikan presentasikan oleh para Dubes AS yang baru berdinas di Indonesia.
Prof KBA adalah sedikit dari kalangan akademisi yang sangat produktif, menulis dan menerbitkan buku-buku pengetahuan dan ilmiah, dalam bahasa Indonesia maupun inggris yang dicetak oleh penerbit di dalam maupun luar negeri.
Prof KBA saat ini sedang menyusun sebuah konsep rekonstruksi imajinasi kebangsaan yang digali dari aspek kosmologi, spirit, ideologi, dan ilmu pengetahuan yang berbasiskan kepada keNusantara-an, kemudian dikenal dengan nama Nusantaranologi.