Kejagung Diduga Geledah Rumah Direksi Pertamina dan Subholding Subuh-Subuh? Marak TPPO, Wemenkum Prof Eddy‎: Tugas Pemasyarakatan dan Imigrasi Kian Berat Pak Bahlil, Masalah Impor Minyak Tidak Tergantung Beroperasinya RDMP Balikpapan Aceh Jadi Pusat Hilirisasi Gas Bumi dan Getah Pinus Pemerintah Siapkan Sejumlah Langkah ‎Antisipasi Bencana Cuaca Ekstrem di Jobodetabek Ditemukan Cadangan Gas Bumi di Sumur Geng North-1 Kaltim, SKK Migas: Jadi Game Changer

Teknologi

Pasar Pusat Data Edge Global Capai US$300 Miliar pada 2026

Avatarbadge-check


					Pusat Data Edge (Istimewa) Perbesar

Pusat Data Edge (Istimewa)

Jakarta, Indonesiawatch.id – Proyeksi lonjakan teknologi yang bergantung pada data, termasuk Internet of Things (IoT) dan kecerdasan buatan generatif (AI), secara global akan memerlukan dukungan infrastruktur TI besar yang salah satunya disediakan pusat data edge. Analisis yang dilakukan oleh perusahaan konsultan real estat global JLL memperkirakan infrastruktur IT dan pusat data yang canggih akan bernilai US$317 miliar secara global pada 2026, tumbuh 107% dari US$153 miliar pada 2020.

JLL mendefinisikan pusat data edge sebagai sebuah fasilitas yang membawa daya komputasi lebih dekat ke tempat data dihasilkan atau digunakan. Secara global, pertumbuhan edge computing akan dipengaruhi, tidak hanya oleh munculnya beberapa megatren berbasis teknologi, tetapi juga oleh kebutuhan akan transfer data yang lebih cepat dan komputasi yang tinggi, serta faktor-faktor seperti kebijakan dan regulasi.

Dari sudut pandang infrastruktur, perusahaan dan organisasi mengandalkan edge data center untuk memproses dan menganalisis data secara real-time di ujung jaringan, memudahkan pengambilan keputusan yang lebih cepat dan operasional yang lebih efisien.

Kehadiran infrastruktur edge IT yang berfokus pada pusat data akan mengikuti pertumbuhan perangkat IoT, yang menurut analisis JLL diproyeksikan akan naik dengan compound annual growth rate (CAGR) sebesar 9,8% selama lima tahun ke depan. Analisis JLL terhadap survei atas karyawan pusat data pada 2023 mengutip bahwa permintaan terhadap latensi rendah dan bandwidth tinggi (41%) adalah faktor pendorong paling penting dalam penggunaan edge data center, diikuti oleh keamanan dan privasi data (38,3%).

Konsumen dan perusahaan yang menuntut produk dan layanan yang lebih baik seperti latensi rendah, komputasi tinggi, AI generatif, dan omnipresence (kehadiran di berbagai lokasi) dapat memastikan bahwa lingkungan cloud dan masa depan edge data center tetap baik melalui pengamatan peluang.

Selain itu, kawasan Asia Pasifik (APAC) dan Timur Tengah Afrika Utara (MENA), yang memiliki potensi pertumbuhan signifikan karena peningkatan penetrasi internet dan mobile di kalangan populasi pedesaan, akan lebih mendorong peluang di pasar edge data center yang dapat dijangkau. Di Amerika Serikat, 21% pengembangan pusat data terjadi di kawasan edge.

“Konsumen dan perusahaan akan terus beradaptasi dengan teknologi transformasional dalam kehidupan sehari-hari, dan tanpa distribusi pemrosesan dan penyimpanan data di berbagai lokasi, efisiensi dan solusi mutakhir seperti IoT dan kecerdasan buatan (AI) generatif tidak akan diterima secara luas,” kata EMEA Lead and Global Chair, Data Centre Solutions, JLL, Jonathan Kinsey.

“Edge data center penting untuk memastikan kelancaran operasi bisnis di masa depan serta meningkatkan langkah-langkah keamanan dan melindungi terhadap potensi gangguan. Mengurangi latensi dengan membawa infrastruktur komputasi lebih dekat ke sumber data dan pengguna, infrastruktur IT edge akan menjadi komponen penting dalam ekonomi internasional,” ujar Jonathan.

Country Head JLL Indonesia, Farazia Basarah menyatakan, Kapasitas Pusat Data di Jakarta telah meningkat lebih dari dua kali lipat sejak akhir tahun 2020. Menurut Farazia, sebelumnya banyak pelaku pusat data membangun fasilitas pusat data di dalam kawasan industri yang terletak di timur Jakarta.

“Saat ini, para pemain pusat data juga sedang memperluas ke wilayah tengah Jakarta dan area komersial sekitarnya di pusat bisnis Jakarta, terutama di lokasi yang memiliki infrastruktur memadai untuk membangun fasilitas dan mendekatkan keberadaan end user,” ujar Farazia Basarah.

Analisis JLL menyimpulkan bahwa perusahaan biasanya menggunakan kombinasi berbagai jenis pusat data, termasuk on-premises, colocation, cloud, dan edge, saat menggunakan infrastruktur IT mereka, tergantung pada kebutuhan pengguna.

Namun, pertumbuhan data dan perangkat yang terhubung secara terus menerus telah mendorong kebutuhan akan peningkatan penyimpanan, komputasi, dan kemampuan jaringan yang lebih dekat dengan titik akhir penggunaan dan menciptakan kebutuhan akan komputasi edge dan pusat data terkait.

Pasar edge computing dapat diukur dengan berbagai pendekatan. Menurut estimasi JLL, total pasar yang dapat dijangkau bernilai US$317 miliar dan mencakup seluruh infrastruktur IT, pendapatan kolokasi, pasokan kolokasi, dan pendapatan layanan cloud, semuanya terkait dengan edge.

Dari perspektif infrastruktur IT, pasar edge computing mencakup semua perangkat keras IT, termasuk peralatan penyimpanan, komputasi, dan jaringan yang memungkinkan penyampaian layanan digital di titik-titik terjauh dari jaringan.

[red]

Berita Terbaru

Kejagung Diduga Geledah Rumah Direksi Pertamina dan Subholding Subuh-Subuh?

11 December 2024 - 20:30 WIB

Ilustrasi: Gedung Pertamina.

Marak TPPO, Wemenkum Prof Eddy‎: Tugas Pemasyarakatan dan Imigrasi Kian Berat

11 December 2024 - 19:29 WIB

Wamenkum Prof Eddy mengatakan, tugas imigrasi dan pemasyarakatan kian berat dengan maraknya TPPO dan perubahan paradigma hukum pidana. (Indonesiawatch.id/Dok. Kemenkum)

Pak Bahlil, Masalah Impor Minyak Tidak Tergantung Beroperasinya RDMP Balikpapan

11 December 2024 - 16:55 WIB

Samuel Rizal dan Menteri Bahlil Lahadalia serta istri, di kantor BKPM, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (24/12) (Foto: Grid.ID / Annisa Dienfitri)

Aceh Jadi Pusat Hilirisasi Gas Bumi dan Getah Pinus

11 December 2024 - 16:08 WIB

Ilustrasi hilirisasi gas. (Indonesiawatch.id/Dok. Pertamina)

Pemerintah Siapkan Sejumlah Langkah ‎Antisipasi Bencana Cuaca Ekstrem di Jobodetabek

11 December 2024 - 14:19 WIB

Populer Berita Daerah