Pak Bahlil, Masalah Impor Minyak Tidak Tergantung Beroperasinya RDMP Balikpapan Aceh Jadi Pusat Hilirisasi Gas Bumi dan Getah Pinus Pemerintah Siapkan Sejumlah Langkah ‎Antisipasi Bencana Cuaca Ekstrem di Jobodetabek Ditemukan Cadangan Gas Bumi di Sumur Geng North-1 Kaltim, SKK Migas: Jadi Game Changer ‎Eks Staf Ahli Anggota DPD Minta KPK Usut Dugaan Korupsi Mantan Bosnya Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian Terpusat di Sukabumi

Hukum

PB IDI Kecam Pemukulan Dokter di Papua oleh Pejabat Setempat

Avatarbadge-check


					Dr. Yordani Sumomba (Doc. Dinas Kesehatan Memberamo Tengah) Perbesar

Dr. Yordani Sumomba (Doc. Dinas Kesehatan Memberamo Tengah)

Jayapura, Indonesiawatch.id – Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengecam tindakan kekerasan yang dialami oleh Dr. Yordan Sumomba yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lukas Enembe, Kobakma, Kabupaten Mamberamo Tengah, Papua Pegunungan.

Ketua Umum (Ketum) PB IDI, Dr. Moh. Adib Khumaidi menyatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan IDI Cabang Jayawijaya terkait dengan penganiayaan yang dialami oleh dr. Yordan. PB IDI juga meminta aparat kepolisian dan aparat penegak hukum melakukan penindakan keras dan melakukan proses hukum terhadap pelaku sesuai dengan ketentuan hukum yang ada.

“Kami ingin agar seluruh sejawat dokter dan tenaga kesehatan yang berada di Mamberamo Tengah, serta di seluruh wilayah Papua mendapatkan jaminan keamanan, keselamatan, kenyamanan dalam melakukan pelayanan kesehatan untuk masyarakat di wilayah tersebut,” kata Moh. Adib Khumaidi.

“PB IDI juga mengapresiasi darma bakti yang sudah dilakukan oleh para sejawat dokter di wilayah Papua, khususnya di wilayah Papua Pegunungan, di IDI Cabang Jayawijaya dengan seluruh anggotanya yang saat ini berjumlah 118 orang yang tersebar di 7 (tujuh) kabupaten di wilayah Papua Pegunungan,” Adib menambahkan.

Diketahui, berdasarkan laporan kronologis dari IDI cabang Jayawijaya, pada Selasa, Tanggal 5 November 2024 sekitar pukul 13.35 WIT terduga pelaku bernama Yuyur Yikwa, yang menjabat Asisten 3 (Tiga) Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Memberamo Tengah, masuk ke ruangan apotek RSUD Lukas Enembe dan berteriak “We, kam kasih sa obat paracetamol ka kalian tidak tau kah saya ini siapa? Saya ini Asisten 3.”

Terduga pelaku masuk ke ruangan korban mengambil kursi dan melemparnya, namun tidak mengenai korban. Kemudian, pelaku mengambil kayu balok 5×5 dan memukul ke arah muka dan punggung korban. Pelaku juga memukul pasien lain yang mencoba menenangkan situasi. Setelah itu, pelaku pelaku keluar dan melakukan pengrusakan terhadap pembatas ruangan dan melempar kaca jendela RSUD Lukas Enembe.

Setelah itu, pelaku Yuyur Yikwa keluar dari RSUD Lukas Enembe dan pergi. Akibat dari kejadian tersebut korban mengalami luka patah tulang di bagian pipi kanan, hidung, dan sejumlah bagian wajah, serta luka memar parah di punggung. Namun, dikarenakan luka yang dialami oleh korban cukup parah, maka korban dievakuasi dan dirawat di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar.

Adib berharap kejadian penganiayaan yang dialami oleh dr. Yordan ini menjadi kasus terakhir yang diharapkan tidak terulang lagi. Menurutnya, jaminan keamanan, keselamatan jaminan insentif kesehatan para dokter dan dokter spesialis yang mengabdikan dirinya di wilayah Papua ini semestinya juga menjadi perhatian bagi Presiden, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan, Kementerian PAN-ERB, Kemenko PMK, dan pemerintah daerah.

“Permasalahan di wilayah Papua bukan hanya geografis saja, tetapi juga ada masalah keamanan, kesenjangan ekonomi, dan juga ada permasalahan yang berkaitan dengan kekurangan obat, alat kesehatan, infrastruktur yang memerlukan upaya kolaborasi dan sinergi bersama,” ucapnya.

Dirinya juga berharap Dr. Yordan akan mendapatkan pendampingan trauma healing. Ketua IDI Cabang Jayawijaya, Dr. Lorina menyebut, Dr. Yordan termasuk salah satu dokter kontrak yang sudah ingin mengabdikan dirinya secara penuh untuk wilayah Papua. Dirinya berharap kasus kekerasan terhadap para dokter di wilayah Papua menjadi perhatian khusus pemerintah sehingga lebih banyak dokter yang mau mengabdikan diri di Papua.

Menurutnya, para dokter umum dan spesialis di wilayah Papua seringkali mengalami situasi konflik yang mengakibatkan kekerasan fisik dan verbal. “Jumlah dokter umum dan spesialis yang mau bertugas di wilayah Papua dan Papua Pegunungan semakin sedikit dari tahun ke tahun karena konflik dan tidak adanya jaminan keamanan dan keselamatan ini. Apalagi insentif yang diterima tidak sebanding dengan tingginya biaya hidup di Papua terutama di wilayah Pegunungan,” kata Dr Lorina.

PB IDI mengapresiasi langkah cepat yang sudah dilakukanpengurus IDI cabang Jayawijaya dan mendorong para sejawat dokter untuk tetap semangat melakukan pelayanan kesehatan pada masyarakat. “Semoga kejadian ini menjadi perhatian khusus bagi pemerintah pusat dan daerah apalagi pelaku kejadian ini adalah aparat pemerintah,” pungkas dr. Adib.

[red]

Berita Terbaru

Pak Bahlil, Masalah Impor Minyak Tidak Tergantung Beroperasinya RDMP Balikpapan

11 December 2024 - 16:55 WIB

Samuel Rizal dan Menteri Bahlil Lahadalia serta istri, di kantor BKPM, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (24/12) (Foto: Grid.ID / Annisa Dienfitri)

Aceh Jadi Pusat Hilirisasi Gas Bumi dan Getah Pinus

11 December 2024 - 16:08 WIB

Ilustrasi hilirisasi gas. (Indonesiawatch.id/Dok. Pertamina)

Pemerintah Siapkan Sejumlah Langkah ‎Antisipasi Bencana Cuaca Ekstrem di Jobodetabek

11 December 2024 - 14:19 WIB

Ditemukan Cadangan Gas Bumi di Sumur Geng North-1 Kaltim, SKK Migas: Jadi Game Changer

11 December 2024 - 13:32 WIB

Ilustrasi Sumur Geng North-1 (Foto: SKK Migas)

‎Eks Staf Ahli Anggota DPD Minta KPK Usut Dugaan Korupsi Mantan Bosnya

11 December 2024 - 10:21 WIB

Populer Berita Hukum