Ini Syarat Selisih Jumlah Suara Cakada Bisa Ajukan Gugatan ke MK Palang Merah Indonesia Pecah, JK Polisikan Agung Laksono Hakordia 2024, Jaksa Agung Soroti Melorotnya Peringkat Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Diduga Pengadaan Matsus Intel Kejagung Sudah Dilakukan Reda Manthovani Sejak Jabat Karocana BNPB: ‎Semua Jalan di Sukabumi Sudah Bisa Dilalui, Jangan Ada Warga Terisolir Timnas Indonesia Vs Myanmar, Ini Hitungan Poin FIFA bagi Timnas jika Menang, Seri, dan Kalah

Politik

Pertarungan Srikandi, Kejayaan Khofifah, Kepanikan PKB

Avatarbadge-check


					Cagub Pilkada Jawa Timur (Doc. ANTARA) Perbesar

Cagub Pilkada Jawa Timur (Doc. ANTARA)

Jakarta, Indonesiawatch.id – Pertama kalinya sepanjang sejarah hajatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur (Jatim), semua bakal calon gubernur (bacagub) yang maju berjenis kelamin perempuan. Tiga srikandi yang akan bertarung di Jatim di antaranya mantan Gubernur Jatim sekaligus Ketua Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Luluk Nur Hamidah dan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini.

Khofifah maju menggandeng politikus Demokrat Emil Dardak. Pasangan ini memborong belasan partai di Pilgub Jatim 2024. Di antaranya delapan parpol parlemen, yakni Partai Gerinda, Partai Golkar, Partai Demokrat, PKS, PPP, PAN, PSI, dan Partai NasDem. Kemudian, tujuh parpol nonparlemen, antara lain Partai Perindo, Partai Buruh, Partai Garuda, PBB, PKN, Partai Gelora, dan Partai Prima.

Sementara, penantangnya yakni Luluk Nur Hamidah menggandeng rekannya sesama politikus PKB Lukmanul Khakim. Keduanya merupakan anggota DPR. Pasangan ini hanya diusung oleh PKB yang membentuk poros sendiri lepas dari poros besar pengusung Khofifah. Selanjutnya, PDI Perjuangan (PDIP) mengusung Tri Rismaharini dan KH Zahrul Azhar Asad (Gus Han) sebagai bakal calon gubernutr dan wakil gubernur pada Pilkada Jatim 2024.

Sebelumnya, lembaga survei Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) merilis peta terbaru elektabilitas sejumlah nama yang digadang-gadang maju di Pilgub Jatim 2024 pada Juli 2024 lalu. Hasilnya, Khofifah Indar Parawansa masih perkasa sebagai figur yang akan memenangi pertarungan Pilgub Jatim 2024.

“Khofifah Indar Parawansa unggul baik dalam top of mind hingga kuesioner head to head melawan Tri Rismaharini (Risma),” kata Direktur ARCI Baihaki Sirajt dalam paparannya.

Dalam survei ARCI simulasi cagub 5 nama, elektabilitas Khofifah menguat di angka 51,4%, Risma 16,2%, KH Marzuki 9,8%, Azwar Anas 4,7%, Pramono Anung 3,2%. Sementara 14,7% responden belum menentukan.

Saat dilakukan simulasi 3 nama cagub Jatim, elektabilitas Khofifah kembali menguat di angka 53,6%. Kemudian, Risma di angka 19,6%, dan KH Marzuki 10,2%. Sebanyak 16,6% responden belum menentukan pilihan.

Kemudian, saat dikerucutkan simulasi 2 nama cagub Jatim, elektabilitas Khofifah menguat di angka 54,3%. Sementara, Risma di angka 23,8%. Sebanyak 21,9% responden belum menentukan pilihan.

Selanjutnya, dalam pertanyaan top of mind, elektabilitas Khofifah di angka 37,8%, Risma 15,2%, dan Marzuki di angka 9,6%. Sebanyak 37,4% responden belum menentukan. “Elektabilitas Khofifah masih belum ada yang menandingi. Dengan waktu yang semakin mepet Pilkada Serentak 2024 ini dan belum ada nama yang running, akan berat menyaingi Khofifah di Jatim,” tutur Baihaki.

Teranyar, hasil survei sejumlah lembaga menunjukkan elektabilitas Khofifah masih perkasa di Jatim. Survei Litbang Kompas periode Juni 2024 menunjukkan elektabilitas Khofifah berada di posisi puncak mencapai 26,8%. Lalu, disusul oleh Tri Rismaharini dengan 13,6%. Sementara nama Luluk belum muncul dalam survei ini.

Khofifah juga unggul dengan perolehan 17,50% di survei Proximity Indonesia dalam simulasi Top of Mind yang digelar 8-14 Juli 2024 lalu. Menyusul di posisi kedua, Risma mendapat 4,20%.

Pengamat Politik dari Universitas Airlangga (Unair), Fahrul Muzaqqi memprediksi bahwa Khofifah Indar Parawansa akan memenangkan pertarungan di Pilgub Jatim. Mengingat elektabilitasnya yang terus menanjak. “Saya melihat dari konstelasi perkembangan politik nasional juga bagaimana Bu Khofifah ini masih sangat mungkin kelihatan lanjut di periode ke dua,” kata Fahrul Muzaqqi.

Menurutnya, Pilkada Jatim akan menjadi medan pertarungan kultural kaum Nahdliyyin. Khofifah sendiri merupakan mantan Ketua Umum Muslimat NU. Sementara penantangnya, Gus Han merupakan kiai sekalihus tokoh muda NU, dan Luluk Nur Hamidah merupakan struktural PKB yang memiliki darah NU.

“Artinya, Bu Khofifah masih akan berkontestasi dengan penantang yang berlatar belakang Nahdliyin, baik di posisi cagub atau cawagub, ini ada sosok Nahdliyin-nya. Jadi, partai akan berisiko jika tidak mencalonkan dari kalangan Nahdliyin. Itu sangat berisiko secara elektabilitas,” ujarnya.

Hal lain yang menjadi nilai tambah, pada Pilpres 2024, Khofifah punya magnet mengangkat suara Prabowo-Gibran di Jatim dengan meraih 65 persen suara. Karena itu, Khofifah disebut-sebut sebagai cagub yang terkoneksi atau memiliki “klik” dengan pemimpin terpilih. “Meski di kalangan grass root banyak yang merapat ke 02, jadi relawan-relawannya Ibu Khofifah semakin mantap ketika ia (Khofifah) memberikan statement bergabung ke TKN. Sehingga, suara di Jatim itu sempat tembus di angka 60-an persen,” paparnya.

Di sisi lain, ia menyinggung kepanikan PKB yang mengusung pasangan Luluk Nur Hamidah dan Lukmanul Khakim. Menurutnya, PKB kembali mengulang kesalahan seperti Pilgub Jatim 2018 lalu. “Ini saya lihatnya mengulang kesalahan yang sama pada tahun 2018 lalu,” kata Fahrul.

Menurut Fahrul, pada Pilgub Jatim 2018, PKB mengusung duet Gus Ipul-Puti Guntur. Permasalahannya, Puti merupakan tokoh yang besar di Jawa Barat, bukan di Jawa Timur. “Jadi melihat untuk kans penantang ini masih sangat spekulatif, memang sudah ada duet Luluk-Lukmanul. Tapi sayangnya, kalau itu di tracking, Luluk Nur Hamidah ini kiprahnya banyak di Jawa Tengah,” ujarnya.

Hal ini yang membuat PKB dipastikan akan berat menjadi penantang Khofifah-Risma di Pilgub Jatim. “Malah ini mengulangi pengalaman PKB sebelumnya yakni mengusung Mbak Puti yang notabene Jawa Barat dan didaftarkan di Jatim,” ucap Fahrul.

Ia menilai, sebagai partai pemenang di Jatim, seharusnya PKB memiliki kader melimpah untuk diusung di kontestasi Pilkada kali ini. “Melihat detik-detik akhir pendaftaran cagub-cawagub Jatim, saya melihat tahapan ini sebetulnya sangat menentukan sekali. Namun justru yang nampak di mata publik itu karena waktu mepet, partai penantang terkesan buru-buru dan agak panik,” pungkasnya.

[red]

Berita Terbaru

Ini Syarat Selisih Jumlah Suara Cakada Bisa Ajukan Gugatan ke MK

9 December 2024 - 19:05 WIB

MK Putuskan Polisi, TNI & Pejabat Daerah Bisa Dipidana Jika Tidak Netral di Pilkada

Palang Merah Indonesia Pecah, JK Polisikan Agung Laksono

9 December 2024 - 16:46 WIB

Jusuf Kalla dan Agung Laksono berebut Palang Merah Indonesia.

Hakordia 2024, Jaksa Agung Soroti Melorotnya Peringkat Indeks Persepsi Korupsi Indonesia

9 December 2024 - 16:10 WIB

Wakil Jaksa Agung, Feri Wibisono, membacakan sambutan Jaksa Agung ST Burhanuddin dalam Hakordia 2024 yang merespons melorotnya perimgkat IPK Indonesia. (Indonesiawatch.id/Dok. Kejagung)

Diduga Pengadaan Matsus Intel Kejagung Sudah Dilakukan Reda Manthovani Sejak Jabat Karocana

9 December 2024 - 15:17 WIB

Jamintel Kejagung Reda Manthovani

BNPB: ‎Semua Jalan di Sukabumi Sudah Bisa Dilalui, Jangan Ada Warga Terisolir

9 December 2024 - 12:55 WIB

Kepala BNPB, Suharyanto, mengatakan, semua jalan di Sukabumi sudah bisa dilalui dan jangan ada warga yang masih terisolir. (Indonesiawatch.id/Dok. BNPB)
Populer Berita Daerah