Jakarta, Indonesiawatch.id – PT Perusahaan Gas Negara, Tbk berencana membangun pipa distribusi gas sepanjang 130 KM. Pipa tersebut ditarik dari sambungan pipa gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap II yang melintang dari Batang-Kandang Haur.
Sementara itu, pembangunan pipa transmisi gas bumi Cisem tahap 2 sendiri belum dimulai. Pemenang proyek baru diumumkan, yaitu yaitu KSO PT. Timas Suplindo – PT. Pratiwi Putri Sulung.
Persoalannya saat ini proyek Cisem 2 sedang dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha atau KPPU. Berkasnya sudah di meja KPK dan KPPU. Proses tender proyek ini diduga berantakan. Pelapor menilai, berdasarkan bukti yang ada, ada beberapa kejanggalan seperti yang ada di grafis ini:
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) Dadan Kusdiana mengklaim laporan tersebut tidak benar. Kata Dadan, KESDM telah melaksanakan tender sesuai aturan.
“KESDM tentunya melaksanakan tender sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dan kami menghormati respon dari Masyarakat,” klaimnya kepada Indonesiawatch.id, beberapa waktu lalu.
Nah, balik lagi ke PGN. Nantinya jika pipa Cisem 2 terbangun, PGN mau mengalirkan gas ke kilang Unit IV Cilacap. Menurut Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Rosa Permata Sari, ada inisiatif baru untuk mengembangkan jalur pipa dari Pipa Cisem 2.
“Terdapat inisiatif bisnis baru untuk pengembangan Pipa Cisem II di mana kami akan membangun Pipa Distribusi Tegal – Cilacap menuju Refinery Unit IV Cilacap sepanjang kurang lebih 130 kilometer,” kata Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Rosa Permata Sari, dalam keterangan resminya, beberapa waktu lalu.
Persoalannya sejak tahun 2021, PGN juga sedang menggarap proyek pembangunan terminal regasifikasi liquefied natural gas (LNG) di Cilacap. Terminal ini nantinya juga berperan menyediakan gas untuk kebutuhan kilang Cilacap.
Jadi PGN mau fokus bangun yang mana?
“PGN mencari opsi terbaik dalam mengoptimalkan moda transportasi dan mempertimbangkan kondisi pasokan serta demand yang ada sehingga pemanfaatan gas domestik menjadi lebih affordable dan optimim,” ujar Rosa, kepada Indonesiawatch.id (23/07).
Rosa mengharapkan, melalui optimalisasi pemanfaatan gas domestik bagi kilang Cilacap, dapat memberikan manfaat efek berganda.
“Diharapkan dengan optimalisasi pemanfaatan gas domestik bagi Kilang Pertamina grup, akan memberikan manfaat multiplier effect yang lebih optimum bagi perekonomian nasional,” katanya.
Menurut Rosa, pengembangan pipa distribusi dari sambungan Cisem 2, saat ini belum final. “Finalnya di FID (Final Investment Decision), yang paling optimal waktu dan biaya,” ujarnya.
[red]