Ancaman Pengkhianat Bangsa CBA: Pertamina Patra Niaga Diminta Jangan Tutup-Tutupi Pemain Gas Elpiji Melon BPMA untuk Rakyat Aceh, Bukan Tangan Oligarki Tambang Migas Guru Besar UIN Jakarta Apresiasi Prestasi Indonesia dalam MTQ Internasional Larangan Pengecer Jual LPG 3 Kg, Mematikan Usaha Akar Rumput Sistem Pertahan & Keamanan Rakyat Semesta: Filosofi Bela Negara atau Bela Oligarki Taipan

Politik

Prabowo: Jangan Haus Kuasa, Jangan Ngintelin Lawan Politik!

Avatarbadge-check


					Prabowo Subianto (Reuters) Perbesar

Prabowo Subianto (Reuters)

Jakarta, Indonesiawatch.id – Presiden terpilih Prabowo Subianto menyampaikan orasi dalam penutupan Kongres PAN ke-VI, di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 24 Agustus 2024. Menariknya, dalam penyampaian itu, Prabowo menyentil ada pihak-pihak yang haus dengan kekuasaan sampai melakukan segala trik dan daya upaya dalam memperoleh kekuasan tersebut.

Menurutnya, karakter tamak kekuasaaan adalah sikap yang dapat merugikan bangsa. “Mereka-mereka yang terlalu haus dengan kekuasan, dan kadang-kadang kekuasan hendak dibeli, hendak diatur, hendak dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan lain, kekuatan-kekuatan di luar kepentingan rakyat, ini yang bisa ganggu bahkan merugikan suatu bangsa,” kata Prabowo.

Meski demikian, Menteri Pertahanan RI itu tak merinci siapa pihak haus kekuasaan yang ia maksudkan. Prabowo menjelaskan filosofi utama menjadi penguasa berarti harus mampu dan memiliki kemampuan memperbaiki kehidupan rakyat dan mengayominya.

“Untuk memperbaiki kepentingan rakyat perlu untuk berkuasa,” ucapnya.

Ketua Umum (Ketum) Gerindra itu mengatakan, dalam negara demokrasi kekuasaan diraih dengan adanya dukungan dari rakyat. Karena itu, pemimpin harus lahir dari rakyat, didukung rakyat, dan meminta restu dari rakyat ketika ingin berkuasa.

“Dengan minta izin dengan rakyat kita datang ke rakyat untuk memberi mandat kekuasan kepada kita,” ujar Prabowo.

Di kesempatan itu, Prabowo meminta jangan sampai ada yang melakukan operasi intelijen kepada lawan politik dalam situasi bangsa yang sudah damai. Menurutnya, kegiatan intelijen politik sudah tidak relevan di era reformasi dan kegiatan tersebut tak sesuai aturan berlaku.

Mantan Danjen Kopassus itu mengatakan, operasi intelijen sudah seharusnya dilakukan untuk membela bangsa dan negara, membasmi musuh negara serta menjaga pertahanan dan keutuhan bangsa dari ancaman pihak lain. Ia menilai intelijen sudah tidak selayaknya beroperasi membidik orang tertentu.

“Jangan pakai alat-alat yang dulu-dulu, cara-cara yang dulu-dulu, adu domba, ngintel-ngintelin orang. Ngintel untuk rakyat untuk bangsa. Jangan ngintelin lawan politik, enggak enak itu,” tegas Prabowo.

Diketahui, pernyataan Prabowo tersebut bertepatan dengan peristiwa politik mundurnya Airlangga Hartarto dari jabatannya sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar. Airlangga mundur secara mendadak dengan meneken surat pengunduran dirinya sebagai Ketum Golkar pada 10 Agustus 2024. Pernyataan mundur Airlangga mengagetkan sejumlah pihak sebab suara Golkar naik cukup signifikan pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2024.

[red]

Berita Terbaru

Ancaman Pengkhianat Bangsa

8 February 2025 - 05:07 WIB

CBA: Pertamina Patra Niaga Diminta Jangan Tutup-Tutupi Pemain Gas Elpiji Melon

7 February 2025 - 01:16 WIB

Ilustrasi: Gedung Pertamina Patra Niaga.

BPMA untuk Rakyat Aceh, Bukan Tangan Oligarki Tambang Migas

7 February 2025 - 01:06 WIB

Kantor Badan Pengelolaan Migas Aceh (BPMA).

Guru Besar UIN Jakarta Apresiasi Prestasi Indonesia dalam MTQ Internasional

4 February 2025 - 15:10 WIB

Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ahmad Tholabi Kharlie

Larangan Pengecer Jual LPG 3 Kg, Mematikan Usaha Akar Rumput

2 February 2025 - 21:03 WIB

Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi (Foto: dunia-energi.com)
Populer Berita Energi