Berkali-kali Firli Mangkir & Tidak Ditahan, MAKI: Penyidik Tidak Profesional Bencana Beruntun Longsor & Banjir di Deli Serdang Sumut, Ada Korban Jiwa Fiskal Mepet, Prabowo Turunkan Anggaran Makan Bergizi Gratis Jadi Rp10 Ribu per Anak Aktivis Aceh Cut Farhani Ucapkan Selamat atas Keunggulan Mualem – Dek Fadh, Jaga Amanah Rakyat Pengentasan Kemiskinan dengan Gerakan “Berantas Buta Finansial” Keuangan Perusahaan Grup Bakrie Ini Semakin Boncos, Liabilitas Rp13 Triliun

Politik

Tak Jadi Maju Pilkada Jakarta, Cerita Ono Surono Soal Penjegalan Anies

Avatarbadge-check


					Anies Baswedan dan Ono Surono (Doc. TribunNews) Perbesar

Anies Baswedan dan Ono Surono (Doc. TribunNews)

Jakarta, Indonesiawatch.id – Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) PDI Perjuangan (PDIP) Jawa Barat Ono Surono membeberkan sejumlah alasan di balik batalnya Anies Baswedan maju Pilkada Jabar lewat partainya. Menurutnya, ada kekuatan besar atau tangan-tangan yang menghadang pengusungan Anies oleh PDIP di Pilkada Jabar.

“Anies ini memang menjadi opsi bagi PDI Perjuangan dan kita melakukan komunikasi dengan Pak Anies itu dari kemarin,” kata Ono Surono dalam keterangan persnya di Bandung pada Jumat, 30 Agustus 2024.

Menurut Ono, pihaknya telah menjalin komunikasi politik dengan Anies sejak sehari sebelum pendaftaran terakhir. Namun akhirnya keputusan tersebut berubah karena adanya upaya penjegalan. “Dan kenapa gagal? Kami menghadapi sebuah tantangan yang sangat besar, (ada) tangan-tangan yang tidak menyetujui Pak Anies diusung oleh PDI Perjuangan,” ujarnya.

Ono menyebut, Anies adalah tokoh nasional yang pas untuk Jawa Barat. Sebab, mantan Gubernur Jakarta itu merupakah tokoh asli Jawa Barat kelahiran Kabupaten Kuningan. Selain itu, Anies memiliki rekam jejak yang baik selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2018-2023.

“Sehingga kami yakin betul bahwa Pak Anies itu adalah sosok pemimpin yang bisa menyelesaikan segala permasalahan di Jawa Barat. Tapi kekuatan-kekuatan yang sangat besar itu yang pada akhirnya, Pak Anies tidak jadi diusung PDI Perjuangan,” kata Ono.

PDIP kemudian batal mengusung Anies di Jawa Barat. Partai banteng moncong putih kemudian mendaftarkan pasangan Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja yang merupakan kader internal PDIP ke KPU Jawa Barat pada Kamis malam (29/8).

Menurutnya, DPP partai memiliki kewenangan dan hak preogratif untuk mengusung Anies. “Kami tidak tahu persis proses yang dilakukan oleh DPP partai dan Ibu Ketua Umum (Megawati), tapi kami menilai bahwa yang sudah mengerucut dan akhirnya bubar itu karena ada tangan-tangan dari luar yang tidak menghendaki Pak Anies diusung di Jawa Barat,” ujar Ono.

Saat didesak awak media, siapa pihak yang menjegal Anies, Ono menyebut nama Mulyono. “Mulyono dan geng, tulis saja Mulyono,” kata Ono. Mulyono sendiri merupakan nama asli presiden sebelum diganti menjadi Joko Widodo (Jokowi) lantaran sering sakit-sakitan.

Ia kemudian menitipkan pesan kepada sosok yang disebutnya Mulyono. “Pak Mulyono enggak usah cawe-cawe lagi di Pilkada, biarkan rakyat punya pilihan sesuai dengan hati nuraninya sehingga terpilih pemimpin yang terbaik untuk Indonesia, untuk provinsi, dan untuk kabupaten/kota di seluruh Indonesia,” tegas Ono.

Mengenai penjegalan yang dimaksudnya, Ono tidak merincinya. “Tidak secara spesifik saya sampaikan, tapi sudah bisa kita lihat Pak Anies dijegal di DKI, dan ini juga terjadi di Jawa Barat, teman-teman bisa menafsirkan sendiri bentuknya seperti apa, tapi itu fakta yang kita alami bersama,” katanya.

Dengan dibatalkannya pengusungan Anies, PDIP akhirnya memberikan rekomendasi terhadap Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur. Ono menyebut, keputusan tersebut keluar saat Anies Baswedan tidak jadi maju Pilgub Jabar.

Terpisah, Presiden Jokowi menepis tudingan sejumlah pihak yang dialamatkan kepadanya terkait cawe-cawe untuk menjegal pencalonan Anies Baswedan dalam hajatan Pilkada 2024. Jokowi menegaskan dirinya bukan ketua partai politik sehingga tidak memiliki urusan terkait pencalonan di Pilkada 2024.

“Saya bukan ketua partai, saya juga bukan pemilik partai, supaya tahu semuanya, apa urusannya?” kata Jokowi usai meresmikan Gedung Pelayanan Kesehatan Respirasi Ibu dan anak di RS Persahabatan, Jakarta Timur, pada Jumat (30/8).

Jokowi menekankan setiap parpol dan koalisi parpol punya mekanisme masing-masing terkait pencalonan tokoh di Pilkada. Ia mengaku sudah terbiasa dituduh dan dituding cawa-cawe di sejumlah masalah.

“Saya itu kan ditudang-tuding, kan banyak banget, tidak hanya masalah itu saja, dituding menjegal, dituding menghambat, dituding. Ya, tapi kan memang itu urusan partai politik,” ujarnya.

Relawan sekaligus orang dekat Anies Baswedan, Geisz Chalifah mengamini ada intervensi politik di balik penjegalan Anies di Pilkada Jakarta. “Pernyataan PDIP terang benderang berkata: Ada kekuatan besar yg menghadang Pak Anies. Yg saya ketahui bukan hanya Jawa Barat, tapi saat akan dicalonkan di Jakarta. Itu sdh terjadi satu jam menjelang deklarasi,” tulis Geisz Chalifah di akun X yang diposting pada 30 Agustus 2024.

[red]

Berita Terbaru

Bencana Beruntun Longsor & Banjir di Deli Serdang Sumut, Ada Korban Jiwa

30 November 2024 - 14:02 WIB

Petugas tim SAR gabungan mengevakuasi korban dan puing-puing yang berserakan akibat longsor yang menutup jalan jalur Medan-Kabupaten Karo di Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis, 28/11/2024. (AP Photo/Binsar Bakkara)

Fiskal Mepet, Prabowo Turunkan Anggaran Makan Bergizi Gratis Jadi Rp10 Ribu per Anak

30 November 2024 - 07:26 WIB

Fiskal Mepet, Prabowo turunkan Anggaran Makan Bergizi Gratis jadi Rp10 ribu/Anak

Aktivis Aceh Cut Farhani Ucapkan Selamat atas Keunggulan Mualem – Dek Fadh, Jaga Amanah Rakyat

29 November 2024 - 15:43 WIB

Pasangan calon Mualem - Dek Fadh di Pilgub Aceh.

Pengentasan Kemiskinan dengan Gerakan “Berantas Buta Finansial”

29 November 2024 - 13:31 WIB

Keuangan Perusahaan Grup Bakrie Ini Semakin Boncos, Liabilitas Rp13 Triliun

29 November 2024 - 08:56 WIB

Keuangan Perusahaan Grup Bakrie Ini Semakin Boncos, Liabilitas Rp13 Triliun
Populer Berita Ekonomi