Jakarta, Indonesiawatch.id – Menteri BUMN Pertama Republik Indonesia, Tanri Abeng meninggal pada 23 Juni 2024. Dia meninggalkan banyak legasi untuk Indonesia, khususnya dalam pengembangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Bahkan, Tanri Abeng pernah dipanggil Perdana Menteri Malaysia, Mohamad Mahathir pada tahun 2000 ketika hendak membentuk Superholding Khazanah, BUMN Malaysia. Menurut Toto Pranoto, Pengamat BUMN dari Lembaga Manajemen FEB Universitas Indonesia (LMFEBUI), hal tersebut diketahuinya ketika berdiskusi dengan Tanri Abeng.
“Dalam kesempatan diskusi dengan Pak Tanri Abeng, pernah disampaikan bahwa dia pernah dipanggil oleh PM Mahathir Mohamad Malaysia pada sekitar awal 2000 untuk diminta sharing tentang pengelolaan BUMN di Indonesia. Hasil diskusi ini mungkin menjadi salah satu input keputusan pemerintah Malaysia membentuk superholding Khazanah di 2003,” kenang Toto.
Bagi Toto, Tanri Abeng merupakan sosok yang memberikan fondasi bagi pengelolaan BUMN yang lebih modern di Indonesia. “Dia adalah konseptor yang membuat masterplan pengelolaan BUMN Indonesia di tahun 2000 dan menjadi cikal bakal pembentukan Holding Company BUMN,” ujarnya.
Menurut Toto, gagasan Tanri Abeng terus dipakai sampai dengan pemerintahan presiden Jokowi. “Sebagai Menteri BUMN pertama, langkah besar dalam penyelamatan BUMN yang sedang sakit seperti Garuda Indonesia dilakukan dengan cukup sistematis,” katanya.
Toto juga menceritakan strategi Tanri Abeng, merancang merger 4 bank pemerintah menjadi 1 Bank Mandiri. “Itu didiskusikan pada masa Tanri Abeng. Sayang periode dia yang pendek sebagai Menteri BUMN di bawah presiden Habibie, membuat kesempatan bagi beliau dalam eksekusi masterplan BUMN menjadi sangat terbatas,” Toto menceritakan.
Beberapa point penting lainnya yang menjadi legasi Tanri Abeng, kata Toto, adalah Tanri Abeng menjadi generasi pertama eksekutif Indonesia yang memimpin di perusahaan multinasional pada era awal 1970an. “Waktu itu (Tanri Abeng) di Union Carbide Indonesia,” kata Toto.
[red]