Menu

Dark Mode
Jejak Dua Tokoh Nasional di Era SBY, Diduga Menitip MRC ke Mantan Dirut Pertamina Alat AI Buatan Anak Bangsa Ini, Bisa Cegah Boncosnya Asuransi Jiwa Laut Direklamasi, Rel Diutangi Bapak Jaksa Agung Patuhi Perintah Presiden, Sikat Direksi BUMN yang Seperti Raja Dilema Sentralisasi Kekuasaan dan Ancaman Disintegrasi di Era Prabowo Ketika Polri Jadi Parcok: Krisis Etika dan Bayang Kekuasaan

Opini

Karakter Raja Jawa dalam Perspektif Pemerintahan Jokowi

Avatarbadge-check


					Karakter Raja Jawa dalam Perspektif Pemerintahan Jokowi Perbesar

Jakarta, Indonesiawatch.id – Berawal dari seloroh Bahlil Lahadalia, Ketua Umum Golkar pada acara Munas Golkar yang baru lalu “jangan main-main dengan Raja Jawa, ngeri-ngeri sedap”. Raja Jawa dalam hal ini, banyak yang beranggapan, merujuk pada karakter Jokowi.

Pernyataan ini jika diamati dari teori semantik, mengandung makna signifikansi. Artinya ada pesan kebesaran seorang tokoh, sekaligus ungkapan ancaman. Kemudian muncul berbagai respons atas pernyataan Bahlil yang dipandang beraroma “menjilat”. Apakah raja-raja Jawa memiliki karakter mengerikan dan keji, seperti yang disampaikan Bahlil.

Baca juga:
Foto Viral Bahlil di Samping Whisky! Gaya Pejabat yang Super Kebangetan

Tapi pastinya Bahlil tanpa sadar menyingkap tabir gelap sang bos yang dipersonifikasikan sebagai raja Jawa.

Menurut catatan serat Whedatama dan Wulangreh yang menguraikan karater dan sifat raja-raja Jawa, berdasarkan masa periode kerajaan Jawa era Hindu/Buddha dan Islam, diantaranya waspada, rendah hati, sabar, taat beragama dan prihatin.

Disisi lain berdasarkan catatan pemerintah kolonial pada masa itu, ditemukan perihal karakter raja-raja Jawa priode tahun 1800-an. Diantaranya hedonis, menggunakan manajemen konflik, otoriter, amat feodal, sangat mengutamakan pencitraan.

Dari catatan sejarah yang bercerita tentang karakter kekuasaan raja-raja Jawa, nampaknya ucapan seloroh Bahlil pada acara Munas Golkar, bukan sekedar candaan politik. Tapi sebuah keluguan Bahlil terhadap apa yang selama ini dirasakannya.

Ucapan “jangan main-main dengan raja Jawa” merupakan alarm kepada para pejabat negara, menghadapi Presiden Jokowi yang memiliki karakter kekuasaan. Mengadopsi karakter kekuasaan raja-raja Jawa, seperti catatan pemerintah kolonial.

Baca juga:
Salah Kaprah Isi Pidato Perdana Bahlil Jadi Menteri ESDM

Realita panggung politik nasional terkini, menyajikan konfigurasi potret kekuasaan yang didominasi oleh maraknya kegiatan pencitraan, prilaku hedonis dan otoriterian, praktek management konflik dan nuansa feodalism yang mengutamakan suksesi kekuasaan ditangan keluarga.

Terlepas dari sepak terjang Bahlil yang kerapkali menggemaskan, tapi patut kita ucapkan terimakasih kepada Bahlil, atas keluguannya telah menyingkap tabir hitam kekuasaan “raja Jawa”.

Sri radjasa MBA
-Pemerhati Intelijen

Berita Terbaru

Jejak Dua Tokoh Nasional di Era SBY, Diduga Menitip MRC ke Mantan Dirut Pertamina

2 November 2025 - 20:11 WIB

Sri Radjasa MBA, Pemerhati Intelijen

Laut Direklamasi, Rel Diutangi

31 October 2025 - 22:17 WIB

Sri Radjasa MBA (Pemerhati Intelijen).

Bapak Jaksa Agung Patuhi Perintah Presiden, Sikat Direksi BUMN yang Seperti Raja

26 October 2025 - 07:42 WIB

Jaksa Agung ST Burhanuddin menyampaikan 4 poin penting dalam Rakernas Kejaksaan RI 2025 yang harus diperhatikan seluruh jaksa. (Indonesiawatch.id/Dok. Kejagung)

Dilema Sentralisasi Kekuasaan dan Ancaman Disintegrasi di Era Prabowo

25 October 2025 - 01:21 WIB

Sri Radjasa MBA, Pemerhati Intelijen

Ketika Polri Jadi Parcok: Krisis Etika dan Bayang Kekuasaan

24 October 2025 - 12:09 WIB

Sri Radjasa MBA (Pemerhati Intelijen).
Populer Berita Opini