Menu

Dark Mode
Apresiasi Kejagung, CERI Juga Minta Diperjelas Keterlibatan Eks Dirut Pertamina di Kasus Korupsi Pengadaan Minyak Alibi.com, Komedi Kolaborasi Lintas Generasi Diam adalah Emas, Tak Berlaku bagi Presiden Prabowo Silfester, Potret Jokowisme Mixed Political Art Pidato Pengukuhan Guru Besar, Dosen Unpad Ini Singgung Kebijakan Gubernur KDM Lain Beathor Lain Armando Inilah Potret Politik Berhala

Hukum

Ahok Sebut Ini Penyebab Suka Marah-Marah di Depan Umum

Avatarbadge-check


					Ahok menceritakan 14 hari pertamanya mendekam di dalam penjara Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jabar. (Indonesiawatch.id/Ist) Perbesar

Ahok menceritakan 14 hari pertamanya mendekam di dalam penjara Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jabar. (Indonesiawatch.id/Ist)

Jakarta, Indonesiawatch.id – Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok, sebelum “sekolah” di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, kerap marah-marah di depan umum.

‎“Saya terbiasa dilatih perfect,” kata Ahok‎ dalam sesi wawancara bertajuk “Buka Saja” dikutip dari YouTube Sudirman Said Official pada Sabtu malam, (14/12).

Baca juga:
Ahok Sebut Oknum PNS ‎Banyak Berbohong

Ahok mengungkapkan, dalam tradisi keluarga, sebagai anak pertama ini tidak boleh salah atau harus selalu tampil sempurna alias perfect

‎“Saya anak paling pertama. Jadi kalau bagi Bapak saya itu anak pertama itu enggak boleh salan,” kata dia.

Istilahnya orang Tionghoa, ayah atau bapak dari Ahok mengatakan, bila nanti dia meninggal, maka yang membawa foto jenazah adalah anak pertama.

“Saya bilang, saya mati pun yang pegang papan, jalan di depan bawa foto saya itu kamu [Ahok],” ujarnya.
Hal itu yang menanamkan Ahok harus selalu sempurna dalam bidang pekerjaan. Kebiasaan ini pun kemudian kerap diterapkan ketika memimpin perusahaan.

‎“Ya ini kan kita kebentuk ya dan saya sudah terbiasa dilatih. Kalau kita panggil pegawai gak bener gitu ya, saya kan tahu dia bohong ya,” katanya.

Ia tak menampik sampai menjadi gubernur DKI Jakarta kerap marah-marah kalau menemukan sesuatu yang tidak sesuai. Menurutnya, ini bukan hanya membuat orang lain cemas.

‎“Bukan cuma Mas [Sudirman Said] yang cemas. Teman saya juga paling cemas, keluarga juga cemas,” ujarnya.

Ahok lebih lanjut menyampaikan, kerap meluapkan emosi atau kemarahan, termasuk kepada pegawai hingga di jajaran atau bawahannya di Pemprov DKI Jakarta itu di depan publik atau umum.

Didikan tersebut juga membuat Ahok berani menghadapi dan siap berdebat. Ia lantas mencontohkan kali pertama menghadapi aksi unjuk rasa buruh untuk meminta kenaikan upah.

‎“Pak Jokowi kan [sedang] belusukan kan. Terus saya datang ke luar. Nah, saya berpikir nih, oh gampang. Saya keluar di halaman [kantor gubernur],” ucapnya.

Kemudian Ahok meminta buruh yang sedang melakukan aksi unjuk rasa untuk mengirimkan 30 orang perwakilannya untuk beraudiensi atau diskusi di dalam kantor.

‎“Jadi kita tuh enggak pernah takut sama orang. Jadi kita terlatih dari kecil,” katanya.

Massa aksi kemudian meminta Ahok ke luar.‎ “Diterakin, ‘Hei keluar lo, jangan cuma di situ. Sini lo. Jangan ngomong di situ’,” ucap Ahok menirukan teriakan demonstrans.

“Sampai di halaman depan, ‘Hei pengecut lo. Naik lo sini lo. Terus pengawal pada bilang, ‘Pak, Bapak enggak bisa Pak. Bapak enggak boleh nyeberangin pagar Pak. Kita enggak bisa Pak karena bawa senjata, takut direbut’,” Ahok menuturkan.

Buruh kembali menantang agar Ahok menghadapi langsung mereka. Tanpa pikir panjang, Ahok meminta agar gerbang dibuka.‎ “Buka! Gua sudah maju nih. Orang gitu banyak kan. ‘Naik lo ke atas. Naik ke atas!’,” kata Ahok.

Ahok mengaku tidak takut untuk menghadapi massa buruh yang tengah melakukan unjuk rasa tersebut.‎ “Siapa takut naik ke atas [mobil komando]. Aku ngomong kan. Akhirnya udah ngomong, udah masuk 30 orang!” kata dia.

Setelah menghuni jeruji besi di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jabar, Ahok merenung dan mengakui bahwa memarahi orang di depan umum atau ruang publik itu tidak baik.

“Saya salah, makanya di dalam [penjara] saya mulai mikir, ya kasihan ya mereka juga punya keluarga,” ucapnya.

Ahok menegaskan, tidak pantas memarahi orang yang salah di depan umum. “Kita harusnya tuh mengkoreksi. Kita harus mengapresiasi orang yang berbuat baik di depan umum, tapi ketika orang melakukan kesalahan, harusnya kita melakukan disiplin tanpa diketahui umum. Menegur di private ya,” ungkapnya.

Ahok menyampaikan, kerap marah-marah di depan umum karena latar belakang yang unik atau tidak biasa. Kebiasaan seperti saat memimpin perusahaan pun terbawa ketika menjadi gubernur DKI Jakarta.

“Saya juga punya sifat kerja di manapun, di DKI pun, saya merasa seolah-olah itu perusahaan saya,” ucapnya.

‎“Itu tadi saya bilang, sebenernya kita [saya] masuk ke [penjara] Mako [Brimob Kelapa Dua,” Ahok menambahkan.

[red]

Berita Terbaru

Apresiasi Kejagung, CERI Juga Minta Diperjelas Keterlibatan Eks Dirut Pertamina di Kasus Korupsi Pengadaan Minyak

11 July 2025 - 22:41 WIB

Ilustrasi 5 kasus korupsi di Pertamina. (Indonesiawatch.id/Dok. Pertamina)

Harga Robot Anjing Polisi Rp3 Miliar, di E Commerce Cuma Rp246 juta

5 July 2025 - 10:49 WIB

Lembaga Ini Laporkan Pejabat OJK ke Kejaksaan & Polri karena Persoalan Asuransi Askrida

4 July 2025 - 18:07 WIB

OJK Diduga Kasih Izin Produk ke Perusahaan Asuransi yang Insolvent

4 July 2025 - 13:05 WIB

Analogi Jokowi: Naik Motor Sein Ke Kiri Belok Ke Kanan

1 July 2025 - 10:01 WIB

Populer Berita News Update