Jakarta, Indonesiawatch.id – Sesuai jadwal, di bulan ini Bank Indonesia mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI tanggal 17 – 18 Desember 2024. Artinya, hari ini bos-bos BI akan mengumumkan suku bunga acuan.
Putusan ini krusial. Pasalnya saat ini Rupiah tidak baik-baik saja. Ditambah dengan pengumuman resmi pemerintah atas kenaikan PPN menjadi 12% per Januari 2025.
Baca juga:
Segini Harta Kekayaan Gubernur Bank Indonesia Yang Kantornya Digeledah KPK
Jika pro pertumbuhan, BI seharusnya memiliki ramuan ciamik demi menyeimbangkan kebijakan fiskal yang memberatkan tersebut.
Ekonom dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Teuku Riefky menilai, Bank Indonesia atau BI perlu mempertahankan suku bunga acuan di level 6 persen.
Meski ada ruang bagi BI untuk memangkas suku bunga acuannya, kata Riefky, rupiah sedang mengalami tekanan depresiasi yang cukup signifikan.Menurut dia, pemotongan BI rate dapat memperburuk tekanan tersebut.
“Mengingat besarnya tekanan pada rupiah, kami memandang BI perlu menahan suku bunga acuannya di 6 persen dalam rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini,” kata Teuku, (17/12).
Di tengah pengumuman suku bunga acuan, BI juga sedang diterpa isu korupsi. Senin malam (16/12), KPK menggeledah ruang kerja Gubernur Bank Indonesia(BI) dan ruangan lainnya.
KPK menggeledah BI dan berhasil menyita sejumlah barang. Penggeledahan itu berkaitan dengan dugaan korupsi penggunaan dana corporate social responsibility (CSR) BI dan OJK. Dari penggeledahan itu, KPK menyita sejumlah barang.
[red]