Jakarta, Indonesiawatch.id – PT Pertamina (persero) gencar melakukan akuisisi dan merger aset lapangan migas di luar negeri selama beberapa tahun terakhir. Menurut Corporate Secretary PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Arya Dwi Paramita, Pertamina punya aset lapangan migas di 11 negara.
Jumlah produksinya sebesar 156 ribu Barrel of Oil Per Day (BOPD). Toh, lapangan migas di 11 negara itu tak mampu mengalahkan produksi 1 blok Rokan yaitu sebanyak 157 ribu BOPD.
Menurut Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro ekspansi Pertamina ke luar negeri adalah bagian dari pengembangan usaha.
“Kalau perusahaan minyak yang growing, cari tempat lain. Domestic jalan, luar negeri juga jalan. Artinya yang perusahaan multinasional, tidak hanya menggarap di negaranya, tetapi punya di negara-negara lain,” ujarnya kepada Indonesiawatch.id, (28/07).
Komaidi mengatakan, produksinya yang lebih sedikit bisa saja karena ada lapangan-lapangan migas di luar negeri yang belum menghasilkan. “Atau memang yang lebih besar di domestik. Variabel penentunya banyak,” ujarnya.
Komaidi enggan memberikan penilaian tentang efektif dan efisiennya Pertamina menggarap lapangan migas di luar negeri. “Harus dilihat lagi biaya investasi dan biaya operasional. Yang di Rokan berapa, di luar negeri berapa. Jadi bisa dilihat lebih utuh,” ujarnya.
Ketika mengambil alih Blok Rokan sendiri, katanya, Pertamina juga harus merogoh kocek yang tidak sedikit. ” Yang masuk ke kas negara,” katanya.
[red]