Kejagung Diduga Geledah Rumah Direksi Pertamina dan Subholding Subuh-Subuh? Marak TPPO, Wemenkum Prof Eddy‎: Tugas Pemasyarakatan dan Imigrasi Kian Berat Pak Bahlil, Masalah Impor Minyak Tidak Tergantung Beroperasinya RDMP Balikpapan Aceh Jadi Pusat Hilirisasi Gas Bumi dan Getah Pinus Pemerintah Siapkan Sejumlah Langkah ‎Antisipasi Bencana Cuaca Ekstrem di Jobodetabek Ditemukan Cadangan Gas Bumi di Sumur Geng North-1 Kaltim, SKK Migas: Jadi Game Changer

Ekonomi

Deflasi 4 Bulan Beruntun, INDEF: Daya Beli Masyarakat Turun Signifikan

Avatarbadge-check


					Ilustrasi deflasi, Perbesar

Ilustrasi deflasi,

Jakarta, Indonesiawatch.id – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat telah terjadi deflasi selama 4 bulan beruntun, yaitu sejak Mei 2024 – Agustus 2024. Penyumbang deflasi paling besar tahun ini berasal dari komoditas makanan di antaranya telur dan daging ayam.

Baca juga:
Ekonom Bhima Yudistira Menyayangkan Respon Menko PMK ketika Banyak Kelas Menengah Jatuh Miskin

Menurut Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Abdul Manap Pulungan, kondisi deflasi 4 bulan ini menunjukkan penurunan daya beli signifikan.

“Jadi menurun permintaan di pasar yang membuat harga itu turun,” katanya kepada Indonesiawatch.id, beberapa hari lalu.

Abdul mengatakan, jika permintaan melemah maka menurunkan produksi. “Persoalan deflasi ini semakin berat, karena aktivitas produksi terbatas. Tergambar dari kontraksi Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur,” ujarnya.

Baca juga:
PMI Manufaktur Turun Terus Sejak Maret 2024, Ekonom: Akan Diikuti Rentetan PHK

Penyebab deflasi berkepanjangan ini juga dipengaruhi dengan pengetatan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate). Karena, kata Abdul, jika BI Rate tinggi, dapat menghambat kredit. “Produksi menurun, penyerapan tenaga kerja bisa menurun,” katanya.

Penurunan daya beli ini diperparah dengan banyaknya kelas menengah jatuh miskin. “Ditambah kelas menengah tidak pernah menjadi perhatian, semakin membuat daya beli turun,” ujarnya.

Belum lagi, aksi PHK pekerja di banyak industri dan badan usaha, yang meningkatkan masyarakat mantab alias makan tabungan.

“Coba cek, peningkatan klaim (JHT) Jaminan Hari Tua. Kalau JHT naik signifikan, berarti daya beli itu turun karena PHK. Karena itu mengindikasikan kalau orang nggak kerja atau di-PHK dia akan mencairkan JHT,” katanya.
[red]

Berita Terbaru

Kejagung Diduga Geledah Rumah Direksi Pertamina dan Subholding Subuh-Subuh?

11 December 2024 - 20:30 WIB

Ilustrasi: Gedung Pertamina.

Marak TPPO, Wemenkum Prof Eddy‎: Tugas Pemasyarakatan dan Imigrasi Kian Berat

11 December 2024 - 19:29 WIB

Wamenkum Prof Eddy mengatakan, tugas imigrasi dan pemasyarakatan kian berat dengan maraknya TPPO dan perubahan paradigma hukum pidana. (Indonesiawatch.id/Dok. Kemenkum)

Pak Bahlil, Masalah Impor Minyak Tidak Tergantung Beroperasinya RDMP Balikpapan

11 December 2024 - 16:55 WIB

Samuel Rizal dan Menteri Bahlil Lahadalia serta istri, di kantor BKPM, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (24/12) (Foto: Grid.ID / Annisa Dienfitri)

Aceh Jadi Pusat Hilirisasi Gas Bumi dan Getah Pinus

11 December 2024 - 16:08 WIB

Ilustrasi hilirisasi gas. (Indonesiawatch.id/Dok. Pertamina)

Pemerintah Siapkan Sejumlah Langkah ‎Antisipasi Bencana Cuaca Ekstrem di Jobodetabek

11 December 2024 - 14:19 WIB

Populer Berita Daerah