Ancaman Pengkhianat Bangsa CBA: Pertamina Patra Niaga Diminta Jangan Tutup-Tutupi Pemain Gas Elpiji Melon BPMA untuk Rakyat Aceh, Bukan Tangan Oligarki Tambang Migas Guru Besar UIN Jakarta Apresiasi Prestasi Indonesia dalam MTQ Internasional Larangan Pengecer Jual LPG 3 Kg, Mematikan Usaha Akar Rumput Sistem Pertahan & Keamanan Rakyat Semesta: Filosofi Bela Negara atau Bela Oligarki Taipan

Kesehatan

ICMI Nilai Susu Ikan Dapat jadi Solusi Atasi Gizi Buruk

Avatarbadge-check


					Sesi Diskusi Perbesar

Sesi Diskusi "Mengenal Kandungan Gizi Susu Ikan" (Doc. ICMI)

Jakarta, Indonesiawatch.id – Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) menegaskan bahwa program inovasi susu ikan adalah terobosan terbaik dan tepat untuk mengatasi masalah gizi buruk yang ada di Indonesia. Karena itu, ICM mendukung program perbaikan gizi yang dicanangkan presiden terpilih Prabowo Subianto di masa pemerintahannya kelak.

“Inovasi susu ikan ini sejalan dengan program makan bergizi gratis pak Prabowo kemarin, sehingga ICMI tentu saja akan mendukung penuh jika susu ikan ini dikembangkan di Indonesia dan siap membantu dengan sumber daya yang ada,” ujar Wakil Ketua Umum (Waketum) ICMI, Muhammad Jafar Hafsah saat webinar “Mengenal Kandungan Gizi Susu Ikan” di Jakarta pada Jumat, 27 September 2024.

Menurut Jafar, susu ikan merupakan inovasi yang sudah dikenal di Rusia dan Jepang, namun kurang dikenal di Indonesia. “Susu ikan merupakan produk berbahan baku ikan yang diproses dengan teknologi modern sehingga menghasilkan hidrolisat protein ikan HPI. Di beberapa tempat susu ikan dikonsumsi sebagai makanan laut yang lezat dan bergizi,” Jafar menerangkan.

Ia menambahkan, meski isu susu ikan sempat diperbincangkan publik, namun sebenarnya tidak ada bedanya inovasi susu ikan ini dengan susu kedelai. “Memangnya susu kedelai dari mana asalnya, tapi mengapa tidak ada yang menentangnya?” kata Jafar.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua ICMI, Arif Satria, juga menyampaikan bahwa isu persusuan sudah dibahas tuntas para ilmuwan-ilmuwan Eropa.

“Saya baru kembali dari Belanda, dan para ilmuwan di sana sudah ingin melakukan riset dan upaya-upaya untuk mendukung program dari pemerintah Pak Prabowo ini. Jadi, saya kira ini program yang sangat bagus sekali karena memiliki backward linkage dan forward linkage,” ucap Arif Satria.

Ia menambahkan, forward linkage inovasi susu ikan dapat meningkatkan kualitas gizi anak-anak Indonesia untuk mengatasi gizi buruk.

“Saya kira ini akan menjadi signifikan dan dengan ini program yang memiliki dampak ke depan dan ke belakang yang sangat baik sekali, sehingga perlu kita siapkan dengan matang agar program ini bisa menjadi sebuah program yang sukses,” tutur Arif.

Di kesempatan yang sama, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono menjelaskan, pertumbuhan umat manusia sangat eksponensial. Saat ini, terhitung 7,7 miliar populasi penduduk dunia dan akan terus meningkat hingga 10 miliar orang, sehingga butuh pasokan pangan yang juga lebih besar termasuk protein.

“Tingkat kebutuhan protein menurut FAO itu kenaikannya sampai 70 persen, dan sebenarnya kalau kita bicara protein kan sejujurnya cuman ada dari dua sumber yaitu protein hewani dan protein dari ikan yang kita sangat tahu persis sumber protein hewani itu kita boleh dibilang masih impor banyak,” ujar Trenggono dalam sambutannya.

Menurutnya, neraca perdagangan Indonesia surplusnya luar biasa sehingga sementara ekspor RI rata-rata naik menjadi US$5,5 miliar sejak 2021.

“Bahkan di 2002, kita pernah mencapai di 6,2 miliar dolar sekarang ada di posisi kira-kira 5,5 miliar dolar rata-rata di 4 tahun terakhir ini artinya kelimpahan dari protein yang bersumber dari ikan itu sangat luar biasa di negara kita ini, makanya inovasi susu ikan ini sangat tepat dijadikan program pemerintah dalam mengatasi gizi buruk,” pungkas Trenggono.

[red]

Berita Terbaru

Ancaman Pengkhianat Bangsa

8 February 2025 - 05:07 WIB

CBA: Pertamina Patra Niaga Diminta Jangan Tutup-Tutupi Pemain Gas Elpiji Melon

7 February 2025 - 01:16 WIB

Ilustrasi: Gedung Pertamina Patra Niaga.

BPMA untuk Rakyat Aceh, Bukan Tangan Oligarki Tambang Migas

7 February 2025 - 01:06 WIB

Kantor Badan Pengelolaan Migas Aceh (BPMA).

Guru Besar UIN Jakarta Apresiasi Prestasi Indonesia dalam MTQ Internasional

4 February 2025 - 15:10 WIB

Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ahmad Tholabi Kharlie

Larangan Pengecer Jual LPG 3 Kg, Mematikan Usaha Akar Rumput

2 February 2025 - 21:03 WIB

Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi (Foto: dunia-energi.com)
Populer Berita Energi