Menu

Dark Mode
Krikil dalam Sepatu Damai Aceh Perang Iran-Israel Picu Perang Dunia Ketiga? Pendaftaran AMI Awards 2025 Dibuka! Ruang Ekspresi Memajukan Musik Indonesia Kunjungan Presiden Prabowo ke Singapura Bahas Ekstradisi, Bisa Seret Mafia Migas Kemiskinan yang Dimiskinkan Pak Prabowo, Dengarlah Suara Rakyat

Opini

Indonesia Menuju Bangsa Gagal Budaya

Avatarbadge-check


					Sri Radjasa MBA (Pemerhati Intelijen).
Perbesar

Sri Radjasa MBA (Pemerhati Intelijen).

Jakarta, Indonesiawatch.id – Budaya bangsa Indonesia, sebagai mahakarya para leluhur yang digali dari keragaman budaya lokal, terakumulasi menjadi sistem nilai dan norma kolektif yang mencerminkan jati diri dan identitas nasional.

Sadar akan kondisi Indonesia yang penuh dengan keragaman budaya, bahasa dan tradisi, maka hasil olah rasa para pendiri bangsa yang disepakati sebagai jati diri dan identitas nasional, amat mengedepankan nilai keseimbangan, toleransi dan gotong royong.

Oleh sebab itu, bangsa Indonesia dengan kepribadian nasional yang cenderung mengutamakan persatuan dan kebersamaan, tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika”.

Seiring berjalannya waktu, bangsa ini semakin terbebani, oleh derasnya arus nilai-nilai baru yang sama sekali tidak dikenal dalam khasanah budaya bangsa.

Sementara bangsa ini, tidak dibekali untuk membangun sikap deteren terhadap penetrasi asing yang kerapkali memberi dampak multidimensional terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.

Potret semrawut interaksi sosial, yang sama sekali telah meninggalkan etika dan norma dalam budaya bangsa, menjadi tontonan keseharian yang disajikan berbagai media sosial.

Mungkin tidak pernah terpikir sebelumnya oleh kita, kejadian seorang pemuda bau kencur, melecehkan tokoh bangsa sekaliber Tri Sutrisno atau seorang preman dengan congkak menghujat jenderal dan kepala daerah, tanpa merasa bersalah.

Belum lagi gaya hidup para pejabat negara bergelimang kekayaan, di atas penderitaan rakyat yang hanya berharap besok bisa makan. Korupsi tidak kunjung reda, korupsi telah menjadi bagian dari pekerjaan, bahkan korupsi telah menjadi ibadah fardu ain, mungkin juga telah dijadikan berhala baru oleh para pejabat eksekutif, legislatif dan yudikatif.

Para penegak hukum, dengan ikhlas membiarkan dirinya menjadi dungu, karena kasat mata membela yang bayar. Kebenaran tergantung siapa yang mengatakan, sekalipun penuh kebohongan dan kepalsuan serta melanggar konstitusi, ketika itu keluar dari mulut mantan presiden, maka semua menjadi kebenaran.

Terbentuknya poros kekuatan politik, didasarkan oleh kesamaan latar belakang sebagai koruptor. Merebaknya politik dinasti, lebih tepat jika disebut sebagai budak syahwat kekuasaan, membabi buta memaksakan anak merebut kekuasaan.

Bangsa Indonesia kini sedang dihadapkan oleh dekadensi budaya dan moral yang semakin akut. budaya nasional yang membentuk kesadaran kolektif menjadi identitas bangsa, telah tersapu oleh gelombang orde reformasi yang terobsesi dan terbius ide barat tentang demokrasi dan hak asasi manusia.

Demokrasi ala reformasi, telah menjadikan bangsa ini sebagai bangsa penghujat dan pemarah. Demokrasi ala reformasi telah mengajarkan bangsa ini sebagai bangsa pecundang. Demokrasi ala reformasi telah mengajarkan bangsa ini menjadi bangsa curang. Demokrasi ala reformasi telah melahirkan pemimpin monster dan oligarki.

Tanpa disadari bangsa ini, sedang mengalami pendangkalan budaya dan kehilangan karakter serta jatidiri sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai gotong royong, musyawarah dan menghargai perbedaan.

Cara pandang terhadap strata status sosialpun tidak lagi diukur dari keluhuran budi, kesederhanaan dan kesalehan, tetapi lebih kepada ukuran duniawi seperti kekayaan dan kekuasaan.

Bangsa ini sedang mengalami pergeseran tata nilai moral dan etika yang tidak lagi menggunakan tolok ukur budi pekerti warisan para leluhur. Jika tidak muncul kesadaran kolektif, untuk menghadapi tantangan pendangkalan budaya, kita tidak akan melihat Indonesia yang silih asah silih asih silih asuh, sebagai sebuah semboyan hidup yang lebih sacral dari ide HAM versi barat.

Sri radjasa MBA
-Pemerhati Intelijen

Berita Terbaru

Krikil dalam Sepatu Damai Aceh

18 June 2025 - 23:02 WIB

Perang Iran-Israel Picu Perang Dunia Ketiga?

18 June 2025 - 09:50 WIB

Kemiskinan yang Dimiskinkan

17 June 2025 - 21:43 WIB

Warga beraktivitas di bantaran kali Ciliwung Manggarai, Jakarta, 25 April 2025. (Foto: Tempo/Tony Hartawan)

Pak Prabowo, Dengarlah Suara Rakyat

16 June 2025 - 09:09 WIB

Jokowi & Agen CIA

14 June 2025 - 23:58 WIB

Sri Radjasa MBA (Pemerhati Intelijen).
Populer Berita Opini