Jakarta, CNBC Indonesia – PT Kereta Cepat Indonesia – China (KCIC) membantah ikut-ikutan dalam dugaan persekongkolan pengadaan rangkaian kereta cepat Whoosh Jakarta – Bandung.
Hal ini disampaikan pihak KCIC, merespon investigasi Komite Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) atas pengadaan jasa pengangkutan rangkaian kereta cepat Jakarta-Bandung.
Baca juga:
KPPU Sinyalir Dugaan Persekongkolan di Proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung
Corporate Secretary PT KCIC Eva Chairunisa menegaskan investigasi KPPU dilakukan pada proses pengadaan penyedia jasa pengangkutan Electric Multiple Unit (EMU) dari Pelabuhan Tanjung Priok ke Depo Tegalluar.
EMU merupakan rangkaian kereta cepat yang akan digunakan pada proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Direktur Utama PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi di berbagai media pernah mengatakan bahwa EMU merupakan jenis rangkaian kereta yang canggih dan mampu memonitor bahaya.
Seperti bencana gempa bumi, banjir, serangan objek asing, serta tahan api. “Di dalamnya terdapat teknologi canggih berupa disaster monitoring sehingga kereta ini bukan hanya mampu melesat dengan cepat, namun juga memiliki tingkat keamanan dan kenyamanan yang sangat tinggi,” kata Dwiyana Agustus 2022 lalu.
Sistem keamanan yang terpasang dalam rangkaian EMU, ditopang oleh berbagai instrumen keamanan. Seperti Dispatching Monitoring Center, sensor pendeteksi ancaman di sepanjang trase kereta, dan Disaster Monitoring Terminal di Tegalluar sebagai pusat pengelolaan data kebencanaan.
Selain itu, terdapat juga instrumen pengamatan langsung di lapangan dengan CCTV yang tersambung ke command center kereta cepat untuk mengirim informasi visual.
Menurut Dwiyana pengiriman perdana EMU dari China ke Indonesia, merupakan sejarah bagi negara China sendiri. “Ini akan menandai sejarah pertama kalinya pengiriman EMU kereta api cepat dari China ke luar negeri,” kata Dirut KCIC itu.
Nah, balik lagi ke bantahan KCIC. Menurut Eva Chairunisa, pengadaan penyedia jasa pengangkutan EMU dilakukan secara internal oleh CRRC Sifang, produsen kereta cepat, sebagai bagian dari konsorsium High-Speed Railway Contractor Consortium (HSRCC).
“KCIC tidak terlibat dalam proses pengadaan penyedia jasa pengangkutan tersebut dan KCIC menghormati proses yang dilakukan KPPU terkait dengan investigasi tersebut,” ujar Eva dalam pernyataan resmi, Senin (16/12).
Proses pengangkutan EMU berlangsung mulai September 2022 sampai dengan Juni 2023 menyesuaikan dengan jadwal kedatangan EMU di Pelabuhan Tanjung Priok. Pada kurun waktu tersebut, Eva mengatakan secara total terdapat 12 EMU yang diangkut dalam beberapa batch ke Depo Tegalluar.
Menurutnya, sesuai kontrak Engineering, Procurement, and Construction (EPC) antara KCIC dengan konsorsium HSRCC, KCIC menerima EMU dari pabrikan CRRC Sifang dalam kondisi siap operasi dan sudah tersertifikasi oleh lembaga yang berwenang.
“Ini yang perlu diluruskan, bahwa investigasi KPPU dilakukan pada proses pengadaan penyedia jasa pengangkutan sarana, dimana KCIC sebagai penerima jasa tidak ikut serta pada proses tersebut, jadi sebagai penerima jasa lingkup kami memastikan sarana tersebut tiba di depo Tegalluar, sehingga kalau kita melihat informasi KPPU yang dilaporkan itu bukan KCIC,” papar Eva.
[red]