Menu

Dark Mode
Perubahan Paradigma Stratifikasi Sosial Pemicu Korupsi di Indonesia Revisi 4 Pilar MPR dalam Rangka Pelurusan Pemahaman Jati Diri Bangsa Indonesia Kuda Troya Belanda & Martabat Kedaulatan Indonesia Layar Sinema Australia Kembali Hadir di FSAI 2025 Wajah Baru Koperasi Desa Merah Putih Ekonomi Kerakyatan dengan Pendekatan Topdown Pakar Hukum Pidana: Sudah Benar SP3 Kasus Dugaan Eksploitasi Mantan Pekerja Sirkus OCI

Energi

Kementerian ESDM: Investasi Adalah Kunci Tercapainya Target EBT

Avatarbadge-check


					Dirjen EBTKE Prof Eniya Listiani Dewi (Doc. Indonesiawatch.id) Perbesar

Dirjen EBTKE Prof Eniya Listiani Dewi (Doc. Indonesiawatch.id)

Jakarta, Indonesiawatch.id – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan, pencapaian atau realisasi sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) baru mencapai 13,93% dari target capaian bauran EBT sebesar 19,5% hingga akhir tahun 2024.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM, Prof. Eniya Listiani Dewi menyebut, target bauran EBT sebesar 19,5% pada 2024 merujuk pada Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Nomor 79 tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN).

Eniya membeberkan sejumlah alasan kenapa capaian EBT baru mencapai 13,93%. Hal itu disebabkan karena investasi pada sektor EBT yang belum memenuhi target. “Salah satu bottleneck investasi adalah Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang menyebabkan proyek PLTP, PLTA, PLTS, senilai US$6,7 miliar terkendala,” ujar Eniya dalam acara Media Gathering Subsektor EBTKE, di Kantor Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, Jakarta, pada Senin, 9 September 2024.

Dalam paparannya, Eniya mengungkap estimasi kebutuhan investasi untuk merealisasikan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Energi Baru Terbarukan (PLT EBT) berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) hingga tahun 2025.

Diketahui, total kebutuhan kapasitas PLT EBT di Indonesia sebesar 8,2 Giga Watt (GW). Dari kapasitas tersebut dibutuhkan total investasi sekitar US$14,02 miliar. Kebutuhan tersebut mencakup pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM).

Baca juga:
Nuklir Masuk RUU EBET, Badan Organisasi Nuklir Ditargetkan Rampung Tahun Ini

Selanjutnya, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa), Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg), dan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm).

“Kalau kita lihat pada tahun 2024 ini [realisasi bauran EBT] baru 13,93%, penyebabnya karena investasi yang belum tercapai, lalu komitmen investasi tersebut dan infrastruktur yang kita dorong dan saat ini kita ingin pencapaian lebih jelas lagi,” katanya.

Menurutnya, tambahan investasi penting untuk menggenjot target bauran EBT. “Kita memerlukan investasi hingga US$14,2 miliar guna menaikkan kapasitas dari renewable itu hingga 8,2 GW. Dengan itu, kita bisa menaikkan bauran energi terbarukan tahun depan dari 13% menjadi 21%,” tutur Eniya.

Eniya menyebut, beberapa sumber-sumber energi terbarukan di Indonesia potensi ketersediaannya mencukupi bahkan dalam kondisi berlimpah. Misalnya potensi energi solar (3.294 GW), angin (155 GW), air (95 GW), arus laut (63 GW), BBN (57 GW) dan panas bumi (23 GW).

Selain mempunyai potensi yang besar sebagai base load, sumber EBT hampir tersedia di seluruh wilayah Indonesia. Ke depannya, pemerintah berencana menawarkan lima wilayah kerja panas bumi pada 2025 mendatang untuk Survei Pendahuluan dan Eksplorasi (PSPE).

Wilayah kerja tersebut meliputi Gn Lawu (+-195 MW), Sipoholo Ria-Ria (+-35 MW) dan Cubadak – Panti (+-30 MW) dan 2 Tender Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP), satu di Telaga Ranu (+-85 MW), dan Wapsalit (+-46 MW). “Kami berharap lima lokasi panas bumi tersebut dapat menarik investor untuk mengembangkannya,” kata Eniya.

Berdasarkan catatan Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, tambahan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) EBT tahun 2024 ini sudah terealisasi hingga 241,06 MW dari target 326,91 MW atau sekitar 73,7% dari target tahun 2024. Padahal dengan optimalisasi sumber daya, Indonesia diprediksi mampu memiliki sumber EBT jumbo hingga menembus 3,6 Terra Watt (TW).

Prof. Eniya menambahkan, sumber energi yang mendominasi dari keseluruhan potensi yang ada di dalam negeri adalah energi surya. “Jadi, dari potensi kita seluruhnya 3,6 TW dan dari situ 3,2 TW dari solar (surya),” katanya.

Indonesia sendiri memiliki target Net Zero Emission pada 2060. Karena itu, pemerintah akan mengoptimalkan potensi EBT yang ada di dalam negeri sesuai dengan yang tertuang dalam PP Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN) sebesar 367 GW.

Selain itu, sumber EBT yang dimanfaatkan untuk bisa mencapai target bauran EBT dalam negeri adalah dengan mengandalkan sumber energi surya, angin, air, hingga panas bumi. “Target [bauran EBT] naik terus sampai tahun 2060 akan terus menerus, sehingga potensi kita panas bumi kita genjot,” pungkasnya.

[red]

Berita Terbaru

Ekspresi Mantan Pemain Sirkus OCI Berubah-ubah di Podcast, Analis Mikroekspresi: Karena Sudah Sering Muncul di Talkshow

3 May 2025 - 12:42 WIB

Analis Gestur & Mikroekspresi Monica Kumalasari (Foto: Antaranews.com)

Indonesia Menuju Bangsa Gagal Budaya

3 May 2025 - 12:30 WIB

Sri Radjasa MBA (Pemerhati Intelijen).

Wibisono Apresiasi Pertemuan Presiden dengan 7 Pemred Media

9 April 2025 - 19:20 WIB

CME: Keberadaan Danantara Bak Madu dan Racun Bagi Ekonomi Nasional

7 April 2025 - 17:56 WIB

CME dan Universitas Prasetiya Mulya Berkolaborasi Gelar Business Economic Conference 2025

25 March 2025 - 18:25 WIB

Populer Berita Edukasi