Jakarta, Indonesiawatch.id – Pembangunan dan pengembangan kilang Bahan Bakar Minyak (BBM) urgen di Indonesia. Jika ditotal seluruh kilang milik Pertamina, kapasitasnya hanya sekitar 900 milion barrel per calendar day (MBCD).
Dengan kehandalan itu, pemerintah tidak bisa memenuhi konsumsi BBM di dalam negeri. Pasalnya kebutuhan konsumsi BBM di Indonesia mencapai sekitar 1,4 juta per hari.
Saat ini PT Pertamina (Persero) sedang meningkatkan kapasitas 5 kilangnya, salah satunya Refinery Development Master Plan (RDMP) Unit V Balikpapan. Andai rampung, kilang minyak ini digadang-gadang menjadi kilang terbesar di Indonesia dan kilang terbesar nomor 3 di Asia.
Kapasitas produksi BBM Kilang Balikpapan akan bertambah, dari 260 MBCD menjadi 360 MBCD. Kilang Balikpapan juga akan menjadi kilang vital karena letaknya di pintu gerbang Ibukota negara Nusantara (IKN).
Persoalannya, RDMP Balikpapan mengalami kebakaran hebat pada 25 Mei 2024. Beberapa hari sebelumnya, Kilang Balikpapan sebenarnya sudah mulai menjalankan proses start up alias penyalaan kilang CDU IV dan unit pre flash.
Proses start up relatif berjalan lancar dan unit CDU IV sudah menghasilkan produk yang diharapkan. Ketika proses penyalaan terus berjalan dan intake dinaikkan secara bertahap, meskipun belum mencapai kapasitas maksimum hingga 70 %, terjadilah insiden kebakaran.
Menjelang Subuh dini hari sekitar pukul 04.30 WITA, terjadi flash pada salah satu flange perpipaan dan terjadilah kebakaran hebat, api besar menjilat di area bawah kolom fraksinator (C-1-01). Untungnya api dapat dipadamkan pada pukul 07.30 WITA.
Dua sumber Indonesiawatch.id menyebutkan bahwa kebakaran ini menyebabkan kondisi kolom fraksinator mengalami kemiringan dan kerusakan material di beberapa tempat. "Bulging di beberapa titik dan cukup mengkhawatirkan bisa pulih dalam waktu dekat, jika diganti butuh tambahan waktu 3-4 tahun, gawat tidak?" ujarnya.