Jakarta, Indonesiawatch.id – Pilkada Aceh paska damai Aceh, selalu memiliki daya tarik politik tersendiri. Mengingat pesta demokrasi menjadi bagian dari proses reintegrasi. Keikutsertaan mantan kombatan GAM pada Pilkada Aceh, menjadi fenomena baru kehidupan politik demokrasi.
Karena GAM sebelumnya sebagai kekuatan bersenjata, kemudian bertransformasi menjadi kekuatan politik baru di Aceh. Menariknya sepanjang penyelenggaraan Pilkada Aceh, kualitas demokrasi Aceh selalu menunjukan track record yang patut dibanggakan.
Baca juga:
Ulama dalam Pusaran Pilkada Aceh 2024
Pilkada Aceh 2024 yang mengusung dua Cagub Aceh, Cagub nomor urut 1 Bustami Hamzah dan Cagub nomor urut 2 Muzakir Manaf mantan orang nomor satu di GAM. Inilah kali pertama kalangan GAM hanya mengusung 1 Cagub saja.
Apakah kalangan GAM belajar dari kekalahan yang lalu, ketika suara GAM terpecah, akibat naiknya beberapa Cagub dari elemen GAM?
Memperhatikan kekuatan parpol pengusung dan pendukung, Mualem didukung oleh koalisi besar gabungan partai politik lokal maupun nasional, yakni Partai Aceh, Partai Nanggroe Aceh (PNA), Gerindra, Demokrat, PPP, PKS, PKB, dan PDI Perjuangan dengan total 52 dari 81 kursi di DPR Aceh.
Kemudian juga mendapatkan dukungan dari sejumlah partai nasional (non parlemen) yakni PSI, Ummat, dan partai Garuda. Sementara Cagub Bustami Hamzah, diusung oleh Partai Adil Sejahtera (PAS), Partai NasDem, Partai Golkar, dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Berdasarkan data KIP Aceh, Partai Aceh pada Pemilu Legislatif 2024, memperoleh kursi mayoritas sebanyak 20 kursi dari 81 kursi di DPRA, dengan perolehan suara di 10 daerah pemilihan sebesar 683.768 suara.
PKB sebagai parpol pendukung Cagub Mualem, memperoleh suara sebesar 310.247. Sementara parpol Golkar pendukung Cagub Aceh Bustami, memperoleh 328. 369 suara di 10 daerah pemilihan, selanjutnya Nasdem memperoleh 263.859 suara.
Mengamati data-data diatas, diprediksi peta kekuatan Cagub Aceh dan peluang merebut kemenangan, sebagai berikut :
- Kekuatan massa mantan GAM saat ini tidak terpecah, karena hanya mengusung satu Cagub saja yaitu Mualem.
- Partai Aceh sebagai mesin politik Mualem, terbukti dalam Pemilu Legislatif Aceh 2024, mampu merebut suara terbanyak di 10 daerah pemilihan.
- Partai pendukung Cagub Mualem, memiliki perolehan suara yang cukup signifikan pada Pemilu Legislatif Aceh 2024. Hal ini akan mempertebal perolehan suara Mualem.
- Mesin politik Cagub Mualem, seperti KPA, Sahabat Mualem, LPMA dan Organisasi keagamaan, secara simultan terus bergerak mempengaruhi masyarakat di pedesaan.
- Dukungan Presiden Prabowo terhadap Cagub Mualem, merupakan factor strategis yang dapat mendongkrak perolehan suara Mualem.
- Basis suara Cagub Bustami, nampaknya bertumpu pada kekuatan Golkar dan Nasdem yang pada Pemilu Legislatif Aceh 2024, memperoleh suara kedua dan ketiga terbesar setelah Partai Aceh. Namun jumlah perolehan suaranya masih jauh dibawah Partai Aceh.
- Figur Bustami sebagai ASN, sejauh ini kurang popular di Aceh. Diprediksi perolehan suara Bustami terkonsentrasi di daerah perkotaan.
- Pemberitaan media massa, gencar mengangkat dugaan keterlibatan Bustami, dalam pusaran kasus korupsi pembangunan wastafel di Dinas Pendidikan Aceh, dapat berdampak terhadap menurunnya elektabilitas Bustami.
Sri Radjasa MBA
-Pemerhati Aceh