Sukabumi, Indonesiawatch.id – Operasi SAR pencarian 2 orang warga yang hilang pascabanjir dan longsong di Sukabumi, Jawa Barat (Jabar), dihentikan. Dua orang dinyatakan hilang.
Koordinator Basarnas Pos SAR Sukabumi, Suryo Adi, pada Rabu, (11/12), mengatakan, pencarian dua warga hilang diduga tertimbun longsor dihentikan karena masa pencarian tidak diperpanjang.
Baca juga:
Banjir dan Longsor Sukabumi: 5 Orang Meninggal dan 7 Hilang
“Untuk pencarian dua korban tertimbun longsor di Kabupaten Sukabumi tidak diperpanjang sesuai arah dari pimpinan,” katanya.
Ia menjelaskan, sesuai standar operasional prosedur (SOP) SAR, untuk operasi pencarian dan pertolongan dilaksanakan selama tujuh hari, kecuali ada hal yang menjadi pertimbangan sehingga operasi SAR bisa diperpanjang.
Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, pada Minggu, (8/12), mengatakan, dua warga yang masih dinyatakan hilang akan terua dicari sampai tiga hari ke depan.
Ia menegaskan, Tim SAR akan tetap mencari kedua orang warga yang hilang pascabencana tersebut meskipun pihak keluarga atau ahli waris sudah ikhlas.
“Sebagai aparat masyarakat, kita akan tetap mencari sampai batas yang sudah ditentukan,” ujarnya.
Tim SAR gabungan terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, Pemerintah Desa, Relawan, dan semua unsur terkait melakukan pancarian warga yang hilang di Desa Sirnasari dan Desa Rambay.
Adapun kedu orang warga yang masih dinyatakan hilang sampai dengan hari ini, yakni Eros (80th), warga Desa Rambay; dan Ojang (53th), warga Desa Sirnasari.
Operasi SAR dipusatkan di dua titik. Pertama, di Desa Rambay, Kecamatan Tegalbuleud, sejak Senin pagi, (9/12), sudah diterjunkan Tim-SAR gabungan terdiri dari Basarnas, Koramil, PT Antam, PT Pama, Rider 300, dan Potensi SAR sebanyak 60 orang.
Namun demikian, di tengah-tengah operasi pencarian korban hilang atas nama Bapak Eros (80th), terkendala hujan dan baru bisa dilanjutkan pada pukul 14.00 WIB.
Titik kedua berada di Desa Sinarsari, Kecamatan Pabuaran. Di titik ini, Tim-SAR gabungan sebanyak 56 orang terdiri dari Basarnas, Brimob Cirebon, Babinsa Pabuaran, Warga Sinarsari, dan Rider.
Tim SAR baru bisa diterjunkan pada Senin siang, (9/12), karena hujan turun sejak pagi dan baru reda pada pukul 12.00 WIB. Untuk mempercepat proses pencarian korban hilang ataS nama Bapak Ojang (53th), sedang diupayakan penerjunan anjing pelacak K9.
Sampai saat rilis ini disampaikan pada Senin malam, Tim-SAR gabungan masih terus berupaya untuk mencari korban hilang di dua titik tersebut.
Sementara itu, 10 orang warga meninggal dunia dan berhasil ditemukan, yakni:
1. Aden Daffa (11th) warga Desa Loji
2. Ade Wahyu (11th) warga Desa Loji
3. Elma Ayunda (27th) warga Desa Loji
4. Siti Hamidah (8th) warga Desa Loji
5. Sahroni (47th) warga Desa Loji
6. Resti (23th) warga Desa Bangbayang
7. Santi (2th) warga Desa Bangbayang
8. Emah (50th) warga Desa Karangjaya
9. Dadang (65th) warga Desa Ciemas
10. Euis (44th) warga Desa Rambay
Berdasarkan kajian cepat sementara, sebanyak 172 desa di 39 kecamatan di Sukabumi terdampak bencana hidrometeorologi basah tersebut.
“Dilaporkan 6.312 KK atau sebanyak 10.160 warga terdampak dan sebanyak 939 KK atau 3.064 mengungsi,” ujar Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB.
BNPB yang diwakili Deputi Bidang Penanganan Darurat, Mayjen Lukmansyah, masih berada di Sukabumi untuk melakukan pendampingan di Posko Utama.
Posko utama ini berada di Pendopo Sukabumi sudah aktif beroperasi dan melangsungkan beberapa kegiatan, diantaranya, melakukan update terkait data terkini warga terdampak dan korban.
Kemudian, update penyaluran dan kebutuhan logistik untuk warga yang menungsi, baik yang berada di pengungsian terpusat maupun mandiri.
Selain itu, dilakukan juga koordinas dengan Tim-SAR gabungan untuk melakukan penyusunan strategi pencarian warga yang hilang agar pencarian bisa berjalan lebih efisien.
Selanjutnya Rapat Koordinasi di Posko Utama akan dilakukan setiap hari pada pagi pukul 07.00 WIB dan malam pukul 19.00 WIB hingga masa tanggap darurat selesai.
[red]