Menu

Dark Mode
Perubahan Paradigma Stratifikasi Sosial Pemicu Korupsi di Indonesia Revisi 4 Pilar MPR dalam Rangka Pelurusan Pemahaman Jati Diri Bangsa Indonesia Kuda Troya Belanda & Martabat Kedaulatan Indonesia Layar Sinema Australia Kembali Hadir di FSAI 2025 Wajah Baru Koperasi Desa Merah Putih Ekonomi Kerakyatan dengan Pendekatan Topdown Pakar Hukum Pidana: Sudah Benar SP3 Kasus Dugaan Eksploitasi Mantan Pekerja Sirkus OCI

Energi

Pak Bahlil, Masalah Impor Minyak Tidak Tergantung Beroperasinya RDMP Balikpapan

Avatarbadge-check


					Samuel Rizal dan Menteri Bahlil Lahadalia, di kantor BKPM, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (24/12/2022) (Foto: Grid.ID / Annisa Dienfitri) Perbesar

Samuel Rizal dan Menteri Bahlil Lahadalia, di kantor BKPM, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (24/12/2022) (Foto: Grid.ID / Annisa Dienfitri)

Jakarta, Indonesiawatch.id – Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia menyebutkan bahwa untuk menekan impor minyak diperlukan percepatan pengoperasian Refinery Development Master Plan (RDMP) Pertamina Balikpapan.

“Ini kemudian kita butuhkan RDMP-nya. Saya sampaikan ini terkait RDMP di Kaltim untuk kita mengecek. Begitu RDMP gak selesai-selesai impornya naik terus,” katanya, seperti dikutip dari CNBCIndonesia, (11/12).

Baca juga:
Kebijakan Bahlil Mencederai Komitmen Presiden Prabowo

Padahal, biang kerok impor migas tidak tergantung beroperasinya kilang RDMP Balikpapan. Sebaliknya, jika RDMP Balikapan selesai, justru semakin meningkatkan impor minyak mentah nasional.

Karena produksi minyak nasional anjlok terus. Saat ini produksi minyak mentah nasional hanya sekitar 580 ribu barel per hari. Itupun tidak semua minyak mentah yang diproduksi di dalam negeri bisa masuk semua ke kilang-kilang pertamina. Sebagian diekspor karena masalah spesifikasi crude, jarak dari sumur ke kilang serta keekonomiannya.

Lagi pula hingga hari ini kita belum menemukan cadangan besar minyak mentah (giant discovery), hanya cadangan gas yang berhasil ditemukan.

Menurut Direktur Eksekutif CERI, Yusri Usman, jika diasumsikan produksi dari 580 ribu barel tadi, sekitar 500 ribu barel yang bisa diolah masuk ke kilang-kilang pertamina. Sementara kapasitas kilang nasional sebelum RDMP Balikpapan beroperasi, sebesar 1,05 juta barel per hari.

“Sehingga ada kebutuhan impor minyak mentah sebesar 550 ribu barel per hari,” ujar pengamat energi tersebut ketika dikonfirmasi Indonesiawatch.id, (11/12).

Jika Kilang RDMP Balikpapan beroperasi maka kapasitas kilang nasional naik 100 ribu barel perhari menjadi 1,15 juta barel per hari. Artinya, ada penambahan impor minyak mentah dari 550 ribu barel per hari menjadi 650 ribu barel per hari.

Menurutnya, dengan beropreasinya kilang RDMP Balikpapan, memang ada penurunan impor BBM. Cuma hanya 100 ribu barel per hari dari data impor saat ini sekitar 600 ribu barel per hari. Sehingga impor BBM turun menjadi 500 ribu barel per hari.

“Sebab, biang keroknya adalah persoalan di hulu produksi migas nasional. Pasalnya, kuncinya jika produksi minyak mentah bisa dinaikkan, maka impor minyak bisa turun,” ujarnya.

Menurutnya ada beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk meningkatkan produksi minyak nasional untuk meningkatkan ketahanan energi nasional. Pertama giat melakukan eksplorasi pada wilayah kerja yang memiliki potensi cadangan hidrokarbon. Kedua, mengakuisisi blok-blok migas produksi di luar negeri.

“Ketiga, K3S (Kontraktor Kontrak Kerja Dama) serius melakukan secondary recovery atau EOR ( Enhanced Oil Recovery) pada wilayah kerja migas yang sudah terbukti berhasil” pungkasnya.

[red]

Berita Terbaru

Ekspresi Mantan Pemain Sirkus OCI Berubah-ubah di Podcast, Analis Mikroekspresi: Karena Sudah Sering Muncul di Talkshow

3 May 2025 - 12:42 WIB

Analis Gestur & Mikroekspresi Monica Kumalasari (Foto: Antaranews.com)

Indonesia Menuju Bangsa Gagal Budaya

3 May 2025 - 12:30 WIB

Sri Radjasa MBA (Pemerhati Intelijen).

Wibisono Apresiasi Pertemuan Presiden dengan 7 Pemred Media

9 April 2025 - 19:20 WIB

CME: Keberadaan Danantara Bak Madu dan Racun Bagi Ekonomi Nasional

7 April 2025 - 17:56 WIB

CME dan Universitas Prasetiya Mulya Berkolaborasi Gelar Business Economic Conference 2025

25 March 2025 - 18:25 WIB

Populer Berita Edukasi