Selang 10 menit kemudian Faisal terbangun dari tidurnya. Saat itu sekitar pukul 14.00 WIB. Ahmady bergegas mengajak Faisal ke stasiun kereta. Pesawat Faisal Basri berangkat ke Jakarta pada pukul 16.44 wib.
“Bang, sebaiknya kita berangkat sekarang saja. Yuk kami antar ke stasiun kereta,” ujar Irmansyah ketika itu.
Sesampai di gerbang stasiun di Jalan Jawa, Meda, Ahmady segera meminta satpam mengawal Faisal naik ke atas stasiun. “Itulah momen pertemuan kami terakhir dengan ekonom ternama itu,” ujar Ahmady.
Faisal berangkat ke Medan pada tanggal 29 Agustus 2024, untuk melakukan peninjauan ke wilayah Sidikalang, Kabupaten Dairi. Jarak Medan-Sidikalang bekisar 4 sampai 5 jam. Jika macet atau jalan rusak, bisa 6 jam. Sejak pulang dari Sidikalang itulah, kesehatan Faisal turun drastis.
Faisal bercerita kepada Ahmady dan Irmansyah bahwa perjalanan ke Dairi sangat dingin. “Dingin sekali di sana. Sepanjang jalan kaca mobil yang kami tumpangi dibuka. Tida ada AC sama sekali. Sungguh tidak nyaman bagi saya,” ujar Ahmady menirukan keluhan Faisal.
“Innalillahi wa innalilahi rajiun. Telah berpulang satu orang cerdas, jujur dan baik hati di negeri ini. Faisal dikenal sebagai ekonom yang idealis dan terpercaya. Semua analisisinya selalu dilengkapi dengan data,” katanya.
“Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosanya. Selamat jalan bang Faisal Basri Batubara,” doa Ahmady Meuraxa.
[red]