Menu

Dark Mode
Rencana Lawatan Presiden Prabowo ke Belanda, Pertaruhan Marwah Kedaulatan Indonesia Lagi-Lagi Dugaan Konflik Kepentingan Menteri Desa Yandri Cara KPU Mendidik Masyarakat dengan Kebijakan Plinplan Kasus Kerusuhan Nepal & Indonesia, Modus Pembunuhan Terhadap Demokrasi oleh Gen Z Pengamat Energi: Subholding Pertamina Kebijakan Salah Menteri BUMN Era Jokowi Praktik Mafia Perbankan oleh Bank UOB Indonesia Ancaman Program Menkeu Soal Penguatan Perbankan

Opini

Silfester, Potret Jokowisme Mixed Political Art

Avatarbadge-check


					Silfester Matutina dan Jokowi (Foto: Antara). Perbesar

Silfester Matutina dan Jokowi (Foto: Antara).

Penulis Opini: Sri Radjasa MBA (Pemerhati Intelijen)

Jakarta, Indonesiawatch.id – Nama Silfester Matutina oleh sebagian orang dikatakan sebagai relawan Jokowi tegak lurus. Artinya Silfester selalu berdiri paling depan untuk membela kepentingan Jokowi dan keluarganya.

Tidak salah jika Silfester dijuluki algojo Jokowi, siap menghadang lawan-lawan Jokowi. Gaya Silfester saat tampil dalam beberapa debat publik di medsos, selalu diselingi oleh jurus ngamuk ala preman.

Hal ini justru semakin memperkuat anggapan publik, bahwa Silfester mengalami cacat intelektual. Fenomena politik relawan yang kental dipengaruhi oleh Jokowisme yang disebut mixed political art, yaitu pragmatism politik yang dikombinasi dengan kebohongan, kekerasan, pembunuhan karakter dan penggunaan instrumen hukum serta menghalalkan segala cara.

Silfester Matutina adalah sosok relawan dengan keterbatasan pengetahuan maupun wawasan, cenderung menerapkan mixed political art, dengan menggabungkan politik praktis, kekerasan dan pembunuhan karakter.

Contoh pernyataan Silfester yang menyerang mayjen purn Soenarko, adalah bentuk mixed political art yang menggabungkan antara politik dengan pembunuhan karakter dan kekerasan.

Sementara silfester sama sekali tidak memiliki pengetahuan yang mendukung pernyataannya. Oleh sebab itu sikap silfester cenderung sebagai bentuk ujaran kebencian dan unjuk kekuatan sebagai jagoan.

Upaya membandingkan antara silfester dengan sunarko, adalah tindakan yang tidak fair, jika diamati dari pendekatan filsafat etika. Jika merujuk pada filsafat etika, membanding harus antara buruk dengan sesuatu yang buruk atau sebaliknya, tidak bisa antara buruk dengan baik, seperti antara silfester dengan sunarko.

Sosok silfester adalah warga negara yang dalam hidupnya hanya menghamba kepada jokowi, tanpa pernah memiliki sumbangsih untuk bangsa dan negara. Sementara Mayjen Purn Soenarko, tidak dapat diragukan sumbangsihnya bagi bangsa dan negara.

Soenarko adalah warga negara yang terbukti mengutamakan tugas demi bangsa di atas kepentingan pribadinya, hal ini dibuktikan ketika kelahiran ketiga anaknya, tidak satupun didampingi sunarko yang saat itu sedang melaksanakan tugas tempur di wilayah operasi.

Soenarko adalah sosok prajurit yang bukan kaleng-kaleng, selama bertugas di TNI, dia memiliki karir cemerlang dibanding teman seangkatannya. Ketika Soenarko telah menduduki dua kali jabatan bintang dua, masih banyak teman-temannya yang berpangkat kolonel.

Karirnya di militer dengan segudang operasi tempur yang dijalaninya, jauh melampaui karir militer luhut yang minim pengalaman sebagai komandan dan minim pengalaman operasi tempur. Ekspektasi Soenarko dimiliter tidak muluk-muluk, berharap meraih pangkat letkol dan komandan batalyon. Tetapi nasib membawanya menjadikan mayor jenderal.

Tentunya menjadi janggal ketika silfester mengatakan sunarko mengemis jabatan kepada luhut yang nota bene karirnya dimiliter tidak secemerlang sunarko. Apalagi kemudian silfester mengatakan soenarko kecewa dan bertindak melawan pemerintah.

Sementara bagi soenarko memperoleh pangkat mayor jenderal, adalah anugrah Allah yang jauh melebihi ekspektasinya, sehingga bagi soenarko kehilangan pangkat dan jabatan demi rakyat, adalah sebuah tindakan semudah membalik telapak tangan.

Tidak berlebihan jika didalam nadi Soenarko mengalir darah ksatria, berani melawan arus kekuasaan zolim, karena hanya tinja, bangkai dan relawan yang mengikuti arus.

Notes: Opini atau tulisan ini merupakan sepenuhnya tanggung jawab penulis

Berita Terbaru

Rencana Lawatan Presiden Prabowo ke Belanda, Pertaruhan Marwah Kedaulatan Indonesia

21 September 2025 - 22:46 WIB

Lagi-Lagi Dugaan Konflik Kepentingan Menteri Desa Yandri

19 September 2025 - 14:53 WIB

Menteri Desa Yandri Susanto (Foto: Media Indonesia)

Cara KPU Mendidik Masyarakat dengan Kebijakan Plinplan

18 September 2025 - 11:44 WIB

Ilustrasi KPU.

Kasus Kerusuhan Nepal & Indonesia, Modus Pembunuhan Terhadap Demokrasi oleh Gen Z

16 September 2025 - 13:59 WIB

Ilustrasi demonstrasi di Nepal. (AFP/PRABIN RANABHAT)

Praktik Mafia Perbankan oleh Bank UOB Indonesia Ancaman Program Menkeu Soal Penguatan Perbankan

14 September 2025 - 16:45 WIB

Sri Radjasa MBA, Pemerhati Intelijen
Populer Berita Opini