Jakarta, Indonesiawatch.id – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan realisasi produksi siap jual atau lifting kumulatif minyak dan gas bumi per 31 Oktober 2024 berada di level 1,56 juta barel setara minyak per hari (boepd).
Angka tersebut belum mencapai target APBN yang ditetapkan sepanjang 2024 yakni 1,66 juta boepd. Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengatakan selama ini SKK Migas sering mendapat masukan terhadap kinerja lifting migas.
Baca juga:
Lembaga Ini Ragu Pimpinan SKK Migas yang Baru Bisa Capai Target Lifting
Namun, indikator kinerja atau key performance indicator (KPI) instansi tersebut tidak hanya sebatas pada pencapaian lifting yang merepresentasikan kontribusi jangka pendek industri hulu migas.
“Ada KPI lain yang fokus pada masa depan [industri] migas, sekaligus untuk menciptakan efek berganda dari industri ini ke sektor lainnya,” kata Djoko dalam rapat bersama Komisi XII, Senin (18/11).
Djoko juga memaparkan, target lifting minyak pada 2025 mencapai 600.000 barel per hari (bopd) untuk Work Program & Budget (WP&B) 2025. Angka ini meningkat dari proyeksi 2024 sebesar 580.000 bopd. Sementara itu, target lifting minyak 2025 untuk APBN dipagu 605.000 bopd.
Adapun, lifting gas pada 2025 ditargetkan sebesar 5,458 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) untuk WP&B 2025. Angka ini turun 1,1% dibandingkan dengan proyeksi 2024 di level 5,516 MMscfd. Sementara itu, target lifting gas 2025 dalam APBN dipatok 5,628 MMscfd.
Kemudian, target pemboran 2025 sesuai kesepakatan teknis meningkat sebanyak 979 sumur dari estimasi 2024 sebanyak 880 sumur.
Sementara itu, program pengerjaan ulang atau workover sumur juga meningkat dari outlook 2024 yang sebanyak 906 kegiatan menjadi 961 kegiatan. Sementara itu, perbaikan sumur atau well service meningkat menjadi 37.787 kegiatan dari outlook 2024 sebanyak 35.690 kegiatan.
[red]