Menu

Dark Mode
Hampir 3 Tahun Pemekaran Papua, Anggota DPD RI: Belum Ada Perubahan Signifikan Presiden Harus Belajar dari Sultan Iskandar Muda Jejak Dua Tokoh Nasional di Era SBY, Diduga Menitip MRC ke Mantan Dirut Pertamina Alat AI Buatan Anak Bangsa Ini, Bisa Cegah Boncosnya Asuransi Jiwa Laut Direklamasi, Rel Diutangi Bapak Jaksa Agung Patuhi Perintah Presiden, Sikat Direksi BUMN yang Seperti Raja

Opini

Waspada Pilkada 2024 Rawan Bentrok dan Penolakan Hasil Suara

Avatarbadge-check


					Sri Radjasa MBA (Pemerhati Intelijen).
Perbesar

Sri Radjasa MBA (Pemerhati Intelijen).

Jakarta, Indonesiawatch.id – Pilkada serentak 2024 akan diselenggarakan pada 27 Nopember 2024. Perhelatan demokrasi ini akan diikuti oleh 545 daerah, terdiri dari 37 Provinsi, 415 Kabupaten dan 93 Kota.

Cuma saat ini, hajatan Pilkada 2024 dihadapkan pada situasi politik nasional yang dipengaruhi oleh berbagai konflik kepentingan dan friksi politik. Misalnya, melemahnya legitimasi Presiden, konflik internal parpol, perubahan ambang batas pencalonan kepala daerah pada Pilkada 2024 dan residu politik paska Pilpres 2024.

Baca juga:
Pengamat: Kabinet Prabowo Bakal Diisi Loyalis, Keluarga Dekat, dan Orang Gerindra

Kondisi ini tentu berpotensi memicu kerawanan keamanan yang dapat mengganggu stabilitas nasional. Beberapa indikator potensi kerawanan yang dapat memicu konflik, diantaranya Calon Kepala Daerah yang memiliki kedekatan dengan kekuasaan Jokowi.

Kemudian, perubahan rekomendasi calon kepala daerah akibat konflik internal parpol. Dan adanya parpol papan atas yang merekomendasi calon dari parpol lain, serta munculnya kecurangan penyelenggara Pilkada.

Dari indikator kerawanan tersebut, tidak tertutup kemungkinan akan memicu aksi bentrok massa, perusakan atribut dan logistik Pilkada, intimidasi dengan kekerasan dalam rangka menggagalkan penyelenggaraan Pilkada, dan unjuk rasa menolak hasil Pilkada.

Beberapa daerah yang berpotensi terjadinya kerawanan keamanan diantaranya, hampir di semua wilayah Pulau Jawa.

Baca juga:
Gagal Berlayar di Jakarta, Kegundahan Anies, Ide Parpol Baru

Pilkada Gubernur akan berpotensi memunculkan aksi-aksi intimidasi dan unjuk rasa serta ajakan golput yang dipicu oleh ketidakpuasan terhadap Jokowi. Karena Jokowi dipandang cawe-cawe dalam Pilkada 2024.

Di wilayah Sumatra berpotensi terjadinya bentrok massa pendukung, aksi unjuk rasa dan perusakan atribut Pilkada salah satu kontestan. Di wilayah Sulawesi berpotensi terjadi bentrok massa pendukung, perusakan atribut Pilkada dan ajakan boikot Pilkada 2024.

Di wilayah Papua khususnya Papua Barat Daya, akibat perubahan rekomendasi calon Gubernur dari Partai Golkar pimpinan Bahlil, memicu memanasnya situasi politik di wilayah tersebut. Hal ini berpeluang terjadi bentrok massa pendukung dan penolakan hasil Pilkada.

Bersambung ke halaman selanjutnya

Berita Terbaru

Hampir 3 Tahun Pemekaran Papua, Anggota DPD RI: Belum Ada Perubahan Signifikan

10 November 2025 - 05:30 WIB

Anggota DPD RI asal Papua Barat, Lamek Dowansiba (Foto: sinpo.id)

Presiden Harus Belajar dari Sultan Iskandar Muda

8 November 2025 - 14:23 WIB

Sultan Iskandar Muda

Jejak Dua Tokoh Nasional di Era SBY, Diduga Menitip MRC ke Mantan Dirut Pertamina

2 November 2025 - 20:11 WIB

Sri Radjasa MBA, Pemerhati Intelijen

Laut Direklamasi, Rel Diutangi

31 October 2025 - 22:17 WIB

Sri Radjasa MBA (Pemerhati Intelijen).

Bapak Jaksa Agung Patuhi Perintah Presiden, Sikat Direksi BUMN yang Seperti Raja

26 October 2025 - 07:42 WIB

Jaksa Agung ST Burhanuddin menyampaikan 4 poin penting dalam Rakernas Kejaksaan RI 2025 yang harus diperhatikan seluruh jaksa. (Indonesiawatch.id/Dok. Kejagung)
Populer Berita Opini