Jakarta, Indonesiawatch.id – Pemerhati Ekonomi, Yanuar Rizky mengatakan bahwa air minum galon dan kemasan bisa membuat masyarakat kelas menengah jatuh miskin. Pasalnya, air bersih untuk minum merupakan konsumsi inti masyarakat. Sehingga pengeluaran untuk air minum galon dapat membebani ekonomi masyarakat.
Kondisi ini diperparah dengan rentannya kelas menengah Indonesia turun ‘kasta’ menjadi masyarakat miskin. “Artinya kelas menengah kita rentan miskin kalau ada kenaikan atau tambahan biaya,” ujarnya kepada Indonesiawatch.id, Sabtu (31/08).
Baca juga:
Eks Menteri Keuangan Sebut Air Minum Galon Buat Orang Miskin, Masa Iya?
Menurut Yanuar, kondisi ini menunjukkan middle income trap, yang masih terjadi di Indonesia. Masyarakat berpendapatan menengah sulit naik kelas ke berpendapatan tinggi. Sebaliknya, justru lebih rentan jatuh miskin.
Hal ini tidak terlepas dari tantangan ekonomi yang dihadapi warga Indonesia. Misalnya, generasi masyarakat usia 45-60 tahun, kata Yanuar, mayoritas masih dalam posisi mantab alias makan tabungan, untuk mengatasi biaya tak terduga.
Bagi yang tidak punya tabungan, ujarnya, akan berutang. Indikasinya ditandai dengan naiknya pinjaman online.
Baca juga:
Ini Gurita Bisnis Ratu Batubara Tan Paulin dan Suaminya
Sementara itu, bagi generasi Gen Z dan milenial yang mencari pekerjaan mauupun sudah bekerja tapi rentan di PHK, akan mengalami kecemasan atas pendapatan. Apalagi budaya flexing, turut memberi rasa cemas bagi generasi ini.
Karena itu, alumni Universitas Gadjah Mada ini menyarankan, pengeluaran konsumsi inti masyarakat untuk air minum bisa ditekan. Caranya, pemerintah membuat fasilitas air minum gratis.
“Intinya konsumsi inti dikurangi dengan insentif pemerintah, resiko jatuh miskin bisa dimitigasi. Utilitas publik yang disediakan pemerintah, berupa air bersih siap minum,” pungkas Yanuar.
[red]