Menu

Dark Mode
Perubahan Paradigma Stratifikasi Sosial Pemicu Korupsi di Indonesia Revisi 4 Pilar MPR dalam Rangka Pelurusan Pemahaman Jati Diri Bangsa Indonesia Kuda Troya Belanda & Martabat Kedaulatan Indonesia Layar Sinema Australia Kembali Hadir di FSAI 2025 Wajah Baru Koperasi Desa Merah Putih Ekonomi Kerakyatan dengan Pendekatan Topdown Pakar Hukum Pidana: Sudah Benar SP3 Kasus Dugaan Eksploitasi Mantan Pekerja Sirkus OCI

Ekonomi

BPS Sebut Tren Deflasi Berakhir, Ekonom: Daya Beli Masyarakat Belum Membaik

Avatarbadge-check


					Kondisi Pasar Inpres Tapaktuan, Prov. Aceh Sepi (Foto: larasnews.com) Perbesar

Kondisi Pasar Inpres Tapaktuan, Prov. Aceh Sepi (Foto: larasnews.com)

Jakarta, Indonesiawatch.id – Meskipun tren deflasi selama 5 bulan terputus di Oktober 2024 dan terjadi kenaikan harga indeks konsumen, tetapi daya beli masyarakat belum membaik. Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira.

“Belum ada tanda membaik. Karena PMI (Purchasing Managers’ Index) manufaktur yang masih di bawah level ekspansi 50, menunjukkan permintaan industri domestik masih lesu,” ujarnya kepada indonesiawatch.id, (01/11).

Baca juga:
Lampu Kuning Manufaktur Indonesia

Menurut Bhima, pendorong inflasi bulan Oktober 2024, karena bersumber dari komoditas perhiasan emas. “Dan harga emas ditentukan pasar internasional bukan semata cerminan ada perbaikan daya beli masyarakat,” ujarnya.

Bhima mengatakan, pembalikan kondisi tren deflasi ke inflasi saat ini tidak bisa dijadikan indikator membaiknya permintaan. “Masih terlalu dini mengambil kesimpulan perubahan dari deflasi ke inflasi merupakan pertanda sisi permintaan membaik,” katanya.

Menurutnya, inflasi umum secara tahunan pada Oktober 2024 juga terpantau rendah hanya 1,71%. Angka terakhir tersebut lebih rendah dibandingkan pada September yaitu sebesar 1,84%.

“Sisi permintaan masih memerlukan bantuan stimulus pemerintah khususnya melalui penetapan upah minimum yang kenaikannya lebih tinggi pada 2025 mendatang. Dalam jangka pendek perluasan bansos ke kelas menengah rentan bisa dijalankan,” katanya.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa tren deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut sejak Mei 2024 telah berakhir. Pada Oktober 2024, terjadi inflasi sebesar 0,08% month to month (mtm).

Hal ini, menurut BPS, karena terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 105,93 pada September 2024 menjadi 106,01 di Oktober 2024.

Baca juga:
Deflasi 4 Bulan Beruntun, INDEF: Daya Beli Masyarakat Turun Signifikan

Seperti diketahui, sejak Mei – September 2024, ekonomi nasional mengalam tren deflasi. Tercatat, pada Mei terjadi deflasi sebesar 0,03%, pada Juni sebesar 0,08%, pada Juli deflasi sebesar 0,18%, pada Agustus deflasi sebesar 0,03% dan September deflasi naik menjadi 0,12%.

“Inflasi bulan Oktober 2024 ini mengakhiri tren deflasi yang terjadi sejak Mei 2024,” ujar Plt. Kepala BPS Amalia A. Widyasanti saat konferensi pers di Jakarta, (01/11).

[red]

Berita Terbaru

Ekspresi Mantan Pemain Sirkus OCI Berubah-ubah di Podcast, Analis Mikroekspresi: Karena Sudah Sering Muncul di Talkshow

3 May 2025 - 12:42 WIB

Analis Gestur & Mikroekspresi Monica Kumalasari (Foto: Antaranews.com)

Indonesia Menuju Bangsa Gagal Budaya

3 May 2025 - 12:30 WIB

Sri Radjasa MBA (Pemerhati Intelijen).

Wibisono Apresiasi Pertemuan Presiden dengan 7 Pemred Media

9 April 2025 - 19:20 WIB

CME: Keberadaan Danantara Bak Madu dan Racun Bagi Ekonomi Nasional

7 April 2025 - 17:56 WIB

CME dan Universitas Prasetiya Mulya Berkolaborasi Gelar Business Economic Conference 2025

25 March 2025 - 18:25 WIB

Populer Berita Edukasi