Menu

Dark Mode
Perubahan Paradigma Stratifikasi Sosial Pemicu Korupsi di Indonesia Revisi 4 Pilar MPR dalam Rangka Pelurusan Pemahaman Jati Diri Bangsa Indonesia Kuda Troya Belanda & Martabat Kedaulatan Indonesia Layar Sinema Australia Kembali Hadir di FSAI 2025 Wajah Baru Koperasi Desa Merah Putih Ekonomi Kerakyatan dengan Pendekatan Topdown Pakar Hukum Pidana: Sudah Benar SP3 Kasus Dugaan Eksploitasi Mantan Pekerja Sirkus OCI

Kesehatan

Kehabisan Obat, Dokter Ngamuk di Medan, Bobby Nasution Diminta Turun Tangan..

Avatarbadge-check


					Rumah sakit Dr. Pirngadi Medan. (pemkomedan.go.id) Perbesar

Rumah sakit Dr. Pirngadi Medan. (pemkomedan.go.id)

Medan, Indonesiawatch.id – Seorang dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Pirngadi Medan bernama dr. Ramadhani Soeroso mendadak viral di media sosial. Ia meluapkan kekesalannya terhadap pihak rumah sakit lantaran dua pasiennya meninggal dunia lantaran tidak adanya obat di RS tersebut.

Dalam unggahannya dokter spesialis paru konsultan onkologi toraks tersebut menyayangkan tidak tersedianya obat yang diperlukan untuk pasien yang sedang ditanganinya. “Innaillahi wa inna ilaihi roji’un. Ada pasien aku exit, meninggal dia,” ujar dr. Ramadhani dalam cuplikan video yang beredar grup WhatsApp.

Dokter Ramadhani menyebut beberapa orang pasiennya meninggal dunia karena ketiadaan obat di RSUD milik Pemerintah Kota Medan itu. “Ada pasien aku exit, kalian tahu kenapa. Karena enggak ada obat. Aku kadang-kadang pusing juga aku,”kata Ramadhani.

Lebih lanjut, Ramadhani menyinggung nama Wali Kota Medan Bobby Nasution yang juga menantu Jokowi ini dalam video viral tersebut. “Tolonglah Pak (Bobby Nasution) diberesin ini, pening kali kepalaku sudah dua pasienku exit. Bikin malu aja, ini rumah sakit gini masa nggak ada obat,” ujarnya.

Dalam video tersebut, ia berpesan kepada Bobby Nasution agar membenahi RSUD Dr. Pirngadi. Ia menyebut RS sering mengalami kekurangan obat, termasuk obat kemoterapi. Sebagai tanggungjawab, terkadang para dokter terpaksa merogoh koceknya sendiri untuk membeli obat demi menyelamatkan nyawa pasien yang sedang ditanganinnya.

Hal itu karena kalangan dokter merasa terpanggil untuk membantu pasien mereka. Karena itu, ia kembali meminta agar manajemen memperhatikan anggaran untuk penyediaan obat.

“Tolonglah ya diberesin, banyak pasien kami yang sampai WA WA saya. Jadi tolong diberesi, kalau ada obat dipesanlah, duit itu kemana aja,” tegasnya.

Menanggapi keluhan tersebut, Katim Hukum dan Humas RSUD Dr. Pirngadi Medan Gibson Girsang mengkonfirmasi bahwa obat-obatan yang dibutuhkan sudah dipesan. Namun, ia menyatakan bahwa distribusi obat membutuhkan waktu. “Obatnya sudah dipesan, hanya butuh waktu untuk distribusi,” ujar Gibson dalam keterangannya di Medan pada Selasa (3/9).

Gibson menegaskan kematian pasien tersebut tidak disebabkan oleh ketiadaan obat. “Kami telah melakukan penelusuran dan membentuk tim audit medis untuk menginvestigasi kasus ini. Namun, hasilnya belum keluar. Yang bisa kami pastikan saat ini, penyebab kematian pasien bukan karena obat kosong,” kata Gibson.

Meski demikian, ia mengakui bahwa ada keterlambatan dalam distribusi obat, namun dia menegaskan bahwa obat yang diperlukan telah dipesan dan tiba di rumah sakit pada 2 Agustus 2024 meskipun distribusinya mengalami sedikit penundaan.

“Kami telah melakukan penelusuran dan membentuk tim audit medis untuk menginvestigasi kasus ini. Namun, hasilnya belum keluar. Yang bisa kami pastikan saat ini, penyebab kematian pasien bukan karena obat kosong,” ujarnya.

Pihak rumah sakit juga menyampaikan bahwa pasien yang meninggal tersebut berada dalam kondisi yang sangat berat saat dirujuk ke RSUD dr Pirngadi Medan.

“Kadang-kadang pasien datang sudah dalam kondisi yang sangat berat, bahkan setelah dirujuk dari rumah sakit lain. Kami berusaha sebaik mungkin, tapi memang kondisinya sudah parah,” tutur Girsang.

Menurutnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan BPJS Kesehatan juga telah turun langsung ke rumah sakit untuk menindaklanjuti persoalan tersebut. Termasuk memastikan kebenaran kabar soal kekosongan obat.

Terpisah, Wali Kota Medan, Sumatera Utara, Bobby Nasution menegaskan bahwa tidak ada alasan stok obat habis setelah video viral seorang dokter di RSUD dr Pirngadi, Medan, sejak kemarin. “Untuk masalah obat, kita sudah sampaikan dari pemkot sendiri kita sudah support full (dukungan penuh) untuk masalah kesehatan,” ucap Bobby Nasution.

Menurutnya, anggaran yang dialokasikan Pemkot Medan untuk bidang kesehatan relatif cukup besar, sehingga tidak ada alasan terjadi kekurangan obat akibat ketiadaan anggaran yang tersedia tahun ini.

“Kami dapat info tim dokter sebenarnya ada saran obat lain, hanya beda merk, karena merk diinginkan tidak ada di RSUD dr Pirngadi. Tapi obat kan, bukan satu merk. Yang penting komposisi dalam obat itu terpenuhi,” ujar Bobby.

Ia menyebut obat untuk penyakit paru yang disarankan oleh seorang dokter kebetulan lagi kosong di RSUD dr Pirngadi Medan. “Kalau obat yang lain untuk jenis paru dan penyakit yang sama, ada ya. Hanya merk itu saja yang tidak ada,” katanya.

Pihaknya juga mempersilakan awak media untuk menanyakan ke dokter terkait penyebab wafatnya dua orang pasien di RSUD dr Pirngadi Medan. “Kalau meninggalnya karena apa? Itu lebih baik pihak dokter menyampaikan. Nanti bila saya bilang adalah pembelaan dan segala macam,” tutur Bobby Nasution.

[red]

Berita Terbaru

Ekspresi Mantan Pemain Sirkus OCI Berubah-ubah di Podcast, Analis Mikroekspresi: Karena Sudah Sering Muncul di Talkshow

3 May 2025 - 12:42 WIB

Analis Gestur & Mikroekspresi Monica Kumalasari (Foto: Antaranews.com)

Indonesia Menuju Bangsa Gagal Budaya

3 May 2025 - 12:30 WIB

Sri Radjasa MBA (Pemerhati Intelijen).

Wibisono Apresiasi Pertemuan Presiden dengan 7 Pemred Media

9 April 2025 - 19:20 WIB

CME: Keberadaan Danantara Bak Madu dan Racun Bagi Ekonomi Nasional

7 April 2025 - 17:56 WIB

CME dan Universitas Prasetiya Mulya Berkolaborasi Gelar Business Economic Conference 2025

25 March 2025 - 18:25 WIB

Populer Berita Edukasi